Jika kita membaca sumber otentik agama ini, didapatkan bahwa mereka bukanlah kaum penyembah api. Mereka adalah sebuah kaum yang bertauhid, yang mengajak manusia menuju Tuhan, Hal ini sama dengan yang dilakukan dengan nabi-nabi Allah yang lainnya, dan sama pula dengan ajaran Yahudi dan Kristen yang sama-sama mengesakan tuhan. Zartosht (nabi Agama Zoroaster) datang ke masyarakat persia dan mengajak mereka untuk menyembah Ahoora Mazda, tuhan agama Zoroaster. Sedangkan mengenai api, mereka hanya menghormati api karena api merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan.
Siapakah nabi kaum Zoroaster?
Lalu apakah betul Zartosht adalah seorang nabi? Dalam riwayat Islam tidak ada berita mengenai Zartosht. Hanya saja dikabarkan bahwa terdapat 124.000 nabi yang ada di muka bumi yang mengajak manusia menuju satu tuhan. Meskipun tidak ada riwayat yang menjelaskannya secara langusng tentang Zartosht, namun jika kita melihat jumlah nabi yang ada, maka tidak menutup kemungkinan bahwa Zartosht adalah seorang nabi yang diutus untuk masyarakat persia ketika itu. Dengan kata lain, mungkinnya Zartosht adalah seorang nabi (yang 124.000) adalah bukan hal yang mustahil, namun tidak berarti meyakininya atau menolaknya. Dalam filsfat, ungkapan ini disebut dengan Imkan 'Ami (kemungkinan yang bersifat umum).
Sejarah Zartosht
Zartosht berasal dari daerah di dekat danau Urmia, yang terletak di dekat Tabriz, Iran. Dia lahir pada tahun 660 BC dan dibangkitkan menjadi nabi pada usia 30 tahun pada tahun 630 BC. Namun, Thabari, sejarawan terkenal islam, menyebutkan bahwa Zartosht datang dari Palestina. Pendapat Thabari ini ditolak oleh ulama Zartosht itu sendiri yang mengatakan bahwa Zartosht berasal dari Iran. Pendapat lain mengenai kapan munculnya Zartosht, dia muncul pada 6000 BC. Namun ini adalah pendapat yang lemah.
Ayahnya bernama Purusyasb yang bermakan pemilik kuda tua. dan ibunya bernama Daghdu yang bermakna pemeras susu sapi. Nama keluarganya adalah Spitamah. Sedangkan Zartosht sendiri bermakna Onta kuning.
Zartosht dalam tablighnya mengajak Raja Gushtasb untuk masuk kedalam ajarannya. Sang raja pun menerima dengan senang hati. Kemudian ketika Kerajaan Turan meminta Raja Gushtasb untuk membayar pajak kepada Kerajaan Turan, Zartosht menyarankannya untuk tidak memenuhi permintaan Raja Turan tersebut. Raja Turan tersebut akhirnya menyerang Kerajaan Raja Gushtasb. Dalam peperangan tersebut, kemenangan berada di tangan Gushtasb, namun harus dibayar dengan terbunuhnya Zartosht di atashkade (tempat ibadah zartosht) di Balkh, Afghanistan. Dalam kelanjutannya, Gushtasb meminta anaknya, Esfandiyar, untuk mempertahankan dan menyebarkan ajaran Zartosht.
Namun sayang, kisah Gushtasb dengan Zartosht berada pada bagian Legenda kitab Shahname Firdausi. Sehingga benar atau tidaknya kisah tersebut tidak diketahui.
Zartosht, mengklaim bahwa dirinya adalah seorang nabi yang datang dari sisi Tuhan. Tuhannya bernama Ahoora Mazda (Tuhan Yang Bijaksana), yang mengutus Zartosht untuk bertabligh di negeri persia pada zaman Dinasti Hakhamensh (abad ke-5 BC). Mengenai Tuhan Zoroaster, terdapat kesalahpahaman. Sebagian mengatakan bahwa Ahoora Mazda merupakan Tuhan Baik, yang berhadapan dengan Ahriman, Tuhan Jahat. Namun jika kita melihat Avesta, kitab suci Zoroaster, Ahriman tidak berhadapan dengan Ahoora Mazda, tetapi dengan Kherad Moqaddas. Ahoora Mazda merupakan Tuhan yang menciptakan Kherad Moqaddas dan Ahriman. Perwujudan Ahriman seperti Iblis yang ada dalam islam, yang selalu menciptakan kemungkaran dan menyesatkan manusia.
Ahoora Mazda memiliki 6 Amishaspendan (pembantu), yang mirip dengan malaikat dalam konsep islam. Amishaspendan bermakna abadi yang suci. Pemimpinnya bernama Kherad Moqaddas. 6 pembantu tersebut adalah: