Kejora : " haii, siapa namamu?"
Bintang: "ohhh iya, aku bintang."
Tidak berhenti di sini keduanya mulai bertukar kontak hp.
 Seminggu setelah itu Bintang berhasil mengajak kejora ketemu di sebuah cafe tepat pada malam minggu. Ditengah keramaian dan kebisingan tidak membuat obrolan mereka terganggu, seakan - akan dunia milik berdua. Sekalipun malam yang terasa dingin menjadi hangat, semakin malam perbincangan mereka semakin asik hingga tidak terasa waktu menunjukkan pukul 21:00 yang mengharuskan mereka untuk kembali ke tempat tinggal masing - masing.Beranjak bangun dari tempat duduk menuju parkiran, dengan motor tua itu bintang mengantar pulang kejora, namun anehnya Bintang memilih rute terjauh dan mengendarai dengan kecepatan rendah sembari bercanda diatas motor tua.
 Tanpa disadari Bintang mulai nyaman dengan kedatangan kejora, seperti menemukan berlian ditumpukan bebatuan. Setelah pertemuan kedua mereka menjadi sering bertemu. Hingga ada momen Bintang confess (menyatakan perasaan) kepada kojora, dengan penuh pertimbangan dan keberanian.
Bintang: "kejora, sebenarnya aku mencintaimu, bagaimana denganmu?"
Perkataan Bintang membuat kejora kaget dan shok lantas kejora menjawab.
Kejora:"kok tiba - tiba banget,tapi maaf bintang aku tidak bisa menerima perasaanmu."
Seketika keadaan menjadi hening malam yang dulu terasa hangat kini menjadi dingin. Untungnya bintang bisa saling menghargai keputusan kejora jadi mereka metuskan untuk tetap menjadi teman.
 Begitulah kehidupan bagaimana cara bersikap walaupun sering ketemu dan boncengan berdua sambil bercerita random, Kalau takdir tidak bisa menyatukan semua itu sudah cukup. Bahwasan apa yang ingin kita miliki tidak harus kita dapatkan, sebut saja sebagai seni kehidupan. Berdamai dengan keadaan adalah salah satu cara untuk bertahan hidup agar tetap waras dan senantiasa bersyukur.
Â