Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Perasaan Kesepian

6 Mei 2010   04:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:23 642 0
Perasaan kesepian ini sering kali melanda batin kita, tak
perduli bagaimana keadaan kita, tak perduli kita berada di tengah banyak orang
atau keluarga, tak perduli kita berada dalam keadaan yang kaya raya atau
berkecukupan, maupun dalam kedudukan tinggi atau kemuliaan. Perasaan sepi
menggerogoti batin, apa lagi kalau kita merasa tidak dicinta seorangpun.

Perasaan kesepian dan sendirian inilah yang mendorong kita untuk mengikatkan
diri kepada sesuatu atau seseorang sebagai sumber kesenangan.
Kita mengikatkan diri sebagai anggota suatu kelompok, golongan, persahabatan,
atau kita mengikatkan diri dengan suatu aliran, dengan benda-benda, dengan
sumber-sumber kesenangan yang lain. Dan kita takut dan merasa ngeri kalau
harus meninggalkan semua itu, karena kita membayangkan betapa hidup ini akan
terasa kosong dan sepi !

Ngeri akan perasaan sepi dan bersendirian inilah agaknya yang membuat orang
takut akan kematian. Bukanlah kalau sudah mati kita kehilangan
segala-galanya dan berada dalam keadaan kesepian dan menghadapi segala sesuatu
sendirian saja ? Karena inilah maka kita berusaha mencari pegangan,
mencari kepercayaan sebagai sesuatu yang akan menemani kita, akan menjadi bekal
dalam menghadapi kematian atau kesepian dan kesendirian itu.

Ngeri timbul dari rasa takut yang selalu menghantui batin kita. Kita
haus akan cinta kasih, haus akan cinta orang lain terhadap kita, perhatian dan
keramahan orang-orang lain terhadap diri kita, dan hal ini menunjukkan bahwa
kita sendiri kering, tidak memiliki cinta kasih ! Orang yang tidak
memiliki cinta kasih, bagaikan sebuah cawan yang kering dan kosong, selalu haus
akan isi
. Sebaliknya, batin yang penuh dengan cinta kasih
bagaikan cawan yang penuh air dan terus diisi oleh air yang mengalir masuk
sehingga bukan saja air itu dapat membasahi dan memenuhi cawan itu sendiri,
melainkan juga dapat meluap dan membasahi dan mengisi cawan lain.


Orang yang batinnya penuh dengan sinar cinta kasih, tidak mengharapkan
cinta kasih orang lain terhadap dirinya lagi, bagaikan sebuah ruangan tidak lagi
membutuhkan cahaya karena dirinya telah menjadi cahaya yang dapat menerangi
ruangan-ruangan lain.


Hidup harus berani bersendirian, bukan dalam arti kata kesepian dan merasa
ditinggalkan seorang diri, melainkan bersendirian berdikari, bebas tidak
bersandar atau bergantung kepada gagasan, benda, atau orang lain. Hanya
dalam keadaan bebas tidak terikat inilah pikiran tidak merajarela, mengendap dan
si akupun tidak menonjolkan diri, sehingga kita dapat waspada setiap saat.
Hanya dalam keadaan bebas inilah cinta kasih dapat memenuhi relung-relung batin
kita dengan sinarnya. Hanya dalam keadaan bebas dari segala ikatan inilah,
sinar ilahi dapat menyentuh batin kita, dan kita menjadi waspada akan apa yang
dinamakan kekuasaan, kemurahan dan cinta kasih Tuhan Yang Maha Kasih ! Segala
macam perbuatan dalam bentuk apapun merupakan pencerminan keadaan batin.

Kalau batin kita bebas sehingga penuh dengan sinar cinta kasih, maka
perbuatan yang akan dilakukan oleh badan kita, dengan sendirinya berdasarkan
cinta kasih. Batin yang bebas dan penuh cinta kasih tidak mengenal
kebencian, iri hati, dendam, permusuhan, dengki. Si Aku yang menjadi
sumber dari segala macam perasaan dan nafsu itu telah tiada


http://saisanwstreet.blogspot.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun