Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Pancasila dan Senam Kesegaran Jasmani

9 Februari 2011   14:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45 119 0
setelah melihat kasus ahmadiah dan juga perusakan gereja, pikiran saya kembali terkenang masa orde baru. Bukan pada sistem pemerintahannya yang otoriter namun pada sebuah kejituan dalam memfahamkan rakyat untuk berkumpul dan sadar bahwa mereka diperintah oleh sebuah sistem. Yaitu sistem Bapak Presiden Suharto dan satu dewan ahli baik dari kalangan jenderal maupun intelektuil dari universitas.

Kalau tuan-tuan masih ingat, kehebatan orde baru adalah pada penciptaan agama sipil. Agama sipil ini yaitu Pancasila. Pancasila ini kemudian dijabarkan oleh pembantu-pembantu Bapak Presiden terutama Tuan Roeslan Abdoelgani menjadi sebuah Penataran P4. Kutbah-kutbah dalam P4 harus didengarkan dan dihafalkan oleh seluruh pegawai pemerintah. p4 penting buat naik pangkat. p4 sangat penting buat ritus peralihan pendidikan bagi anak-anak SD hendak beralih menjadi anak SMP. Demikian pula, anak SMP beralih menjadi anak SMA dan anak SMA beralih menjadi Mahasiswa universitas. Lalu, yang hebat lagi, bagi anak-anak muda yang lolos menjadi pegawai negara maka ia wajib, mengikuti P4 selama seminggu penuh. Sebenarnya yang hebat dari p4 bukanlah pada isinya namun lebih pada ritme untuk selalu hadir, berkumpul, untuk mendengarkan pandangan2 yang selalu diulang-ulang dan sama dengan tujuan memberikan kesadaran bahwa mereka diperintah oleh sebuah sistem politik dan harus tunduk pada penjaga sistem tersebut. Dengan demikian pancasila sebagai sebuah idiologi negara mengalami satu fungsi yang mirip dengan "agama sipil". Dalam agama sipil ini rakyat dan terutama pegawai negara didisiplinkan oleh negara. Setiap seminggu sekali, dan setiap beberapa bulan harus berkumpul di suatu lapangan terbuka, berdiri tertib, dan mengenakan baju rapi, mendengarkan pidato pegawai-pegawai negara dan mengucapkan Pancasila dengan suara lantang. Namanya Upacara. Upacara di zaman orde baru mirip dengan slametan dan acara pemujaan. Isi acara tidak penting. Yang paling penting adalah pendisiplinan dan kegiatan yang membuat rakyat punya kesibukan dan rutinitas untuk menghafal di kepala mereka bahwa negara itu ada dan bapak presiden adalah orang sakti.Karena itu peringatan hari besar nasional di masa orde baru sangat meriah dan menguras banyak tenaga.

Satu acara pemujaan paling menyenangkan di masa orde baru adalah senam kesegaran jasmani.   Dalam acara ini nuansa idiologis tidak ada. Namun nuansa pendisiplinan oleh kantor dan negara sangat jelas terasa. Absensi sangat diperhatikan dan menjadi bagian dari penilaian. Dengan ikut SKJ, anda berarti patuh pada negara dan bapak presiden.

Bapak Suharto dan dibantu segenap dewan intelektuil dan jenderal berhasil menciptakan "agama sipil" Pancasila guna mendisplinkan rakyat dan pegawai negara menjadi sebuah bangsa yang taat dan patuh dan sibuk dengan ritual kebangsaan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun