Belakangan ini, heboh tentang alat tukar, dirham dan dinar, sebagai alat transaksi di sebuah pasar di Depok. Â Spirit untuk 'menjalankan agama' tampaknya menjadi salah satu landasan mengapa timbul ide itu. Â Dalam beberapa hal, timbul kritikan tentang uang kertas, dimana seolah menjadi sumber 'eksploitasi' dari si kaya, tidak real, rente, dan lain-lainnya. Â Anjuran untuk menggunakan dirham dan dinar, dengan alasan klasik, nilainya tidak berkurang, karena menggunakan bahan emas (gold) bukan kertas. Â Tulisan ini secara sederhana saja memberi ilustasi jawabannya
KEMBALI KE ARTIKEL