Jarak selalu saja dapat mengalahkanku. Keletihan membina sebuah hubungan jarak jauh membuatku harus mengambil keputusan yang menyakitkan. Bukan hanya untukmu, lelaki yang aku sayangi, tetapi menyakitkan juga untukku. Dilema kerap kali membayangiku ketika jarak memisahkan kebersamaan kita. Ya, meski aku merasa sanggup, namun terkadang aku dapat rapuh dan terjatuh. Dan satu-satunya orang yang dapat menguatkan aku adalah kamu. Kamu yang menemani hidupku 3 tahun belakangan ini. Kamu yang mau berbagi suka dukanya kepadaku. Kamu yang mau mengerti setiap keadaanku. Kamu yang sabar dengan tingkahku yang kadang membuatnya geram. Tapi kini, aku membuat keputusan untuk pergi darimu. Meninggalkan kamu karena jarak yang semakin tidak bersahabat, karena waktu yang berlalu seakan ingin membunuhku. Maaf, aku lebih memilih mundur. Ya, benar ini untuk kebaikanku. Semoga kamu masih mau mengerti tentang keputusan yang aku ambil yang mungkin saja salah di matamu. Beribu maaf ku ucapkan karena telah menarik ulur hatimu selama ini. Maaf, telah banyak menyusahkan ragamu selama denganku. Semoga cepat kamu temukan penggantiku. Dan aku berharap agar kamu selalu dan tetap jadi yang terbaik untuk semua orang yang menyayangimu, mencintaimu, dan berada di dekatmu. Aku berterima kasih atas 3 tahun yang indah. Terima kasih atas kasih sayang tiada henti yang kamu berikan untukku. J aku menyayangimu bahkan hingga detik ini.