Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Moge masuk Tol, why not?

31 Januari 2025   10:59 Diperbarui: 31 Januari 2025   10:59 22 0
"Moge itu kendaraanya para raja" Ucap ku suatu hari pada saat kongkow dengan warga setempat di warung kopi. Mereka sewot. Bahkan sebagian protes keras dengan pernyataan ku, salah satunya ketua LSM lokal yang sangat vokal bicara keadilan. Mereka meminta saya untuk menjelaskan dan mempertanggungjawabkan statement saya tersebut.  Saya punya beberapa alasan, yang pertama adalah terkait nomenklatur atau bahasa sederhananya penamaan. Secara nomenklatur kata moge terdiri dari 2 suku kata yakni "mo" dan "ge" yang kepanjanganya adalah motor gede. Coba cari nama kendaraan di Indonesia yang biasa kita pakai yang memakai singkatan dua suku kata. Begitu jelasku kepada para "audien" yang berada di warung tersebut. Mereka terdiam  untuk sementara waktu; apakah terdiam lagi mikir nyari jawaban atau berusaha mencari bantahan yang lain. Kalau Supra Bapak apakah ada yang menyingkat dengan istilah "suba"?  beat karbu menjadi "beka" Astrea Grand menjadi "Asgan" atau Supra Fit disebut "Sufit"? Sependek pengetahuan saya tidak ada.  Karena spesies ini langka dan tidak banyak ditemui di masyarakat pada umumnya seperti kita, makanya dia menjadi istimewa. Tidak ada jenis kendaraan di Indonesia yang penamaannya diambil dari singkatan dua suku kata selain moge, sejauh ini. Sudah lumrah dalam alam bawah sadar kita bahwa sesuatu yang langka pasti istimewa. Kita ambil contoh Albert Einstein seorang saintis terkemuda di dunia karena saking cerdas dan pintarnya, tidak ada yang mampu menyaingi kepintarannya makanya dia langka dan pasti istimewa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun