Pada masa itu, tidak ada hal yang lebih menyenangkan bagi kami selain pulang bermain tanpa disambut oleh emak dengan seutas rotan atau lidi dari tulang daun enau. Rotan itu, jika mengenai tangan atau kaki, sering meninggalkan bekas yang bisa bertahan hingga seminggu. Apalagi jika pulang dengan baju penuh lumpur, tubuh basah kuyup, dan tanpa izin---alamat pasti akan ada pecutan di halaman depan ditambah lagi dengan omelan emak yang tingkat kebisingannya menyerupai suara mesin Airbus. Dalam seminggu, biasanya ada satu kali "sambutan" seperti itu, dan kami menganggapnya sebagai hal yang biasa.
KEMBALI KE ARTIKEL