At-Tadrib merupakan karya monumental yang disusun oleh Ust. Sahrul Anam dalam 4 jilid yang berfokus pada pembelajaran i'rob---analisis gramatikal setiap kata---dalam kitab Fathul Qorib. Fathul Qorib sendiri adalah sebuah syarah (penjelasan) dari Matan Taqrib yang ditulis oleh Abu Syuja', dan kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Ibnu Qosim. Kedua kitab ini telah menjadi fondasi utama dalam studi fiqh dan tata bahasa Arab di berbagai pesantren, sehingga memahami dan mendalami isinya menjadi keharusan bagi para santri yang ingin benar-benar menguasai tradisi keilmuan pesantren.
Kitab At-Tadrib dirancang untuk menjembatani kebutuhan santri dalam memahami dan menerapkan kaidah nahwu dan shorof secara mendalam, khususnya dalam konteks pembacaan teks-teks klasik seperti Fathul Qorib. Pendekatan yang digunakan dalam kitab ini sangat sistematis dan praktis, di mana setiap santri dilatih untuk tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga menganalisis setiap kata dalam teks tersebut sesuai kaidah tata bahasa Arab. Dengan kisi-kisi i'rob yang tersaji secara terstruktur, santri dibimbing untuk memahami fungsi gramatikal setiap kata dan kalimat, sehingga makna teks menjadi lebih jelas dan dapat diuraikan dengan lebih baik.
Keunggulan utama dari At-Tadrib terletak pada kemampuannya memecah setiap kalimat dalam Fathul Qorib menjadi komponen-komponen gramatikal yang lebih kecil dan terperinci. Setiap kata dalam kalimat tersebut dianalisis secara mendalam, sehingga santri dapat memahami peran setiap kata dalam konteks kalimat yang lebih luas. Pendekatan ini memastikan bahwa santri tidak hanya dapat membaca teks dengan benar, tetapi juga mampu memahami fungsi dan posisi setiap kata dalam kalimat sesuai kaidah nahwu dan shorof.
Yang membuat At-Tadrib semakin istimewa adalah adanya pencantuman sanad keilmuan yang terhubung langsung hingga ke pengarang kitab Alfiyah Ibnu Malik, yang merupakan rujukan utama dalam studi nahwu di dunia pesantren. Sanad ini memastikan bahwa metode pengajaran dan pembelajaran nahwu yang diajarkan dalam At-Tadrib tidak hanya mengikuti kaidah ilmiah yang teruji, tetapi juga tersambung dengan tradisi keilmuan yang otentik. Dengan adanya sanad ini, santri tidak hanya mendapatkan materi pelajaran yang komprehensif, tetapi juga memperoleh berkah dari ilmu yang bersambung kepada para ulama besar.
Sanad keilmuan yang dicantumkan dalam kitab ini mencerminkan pentingnya keberlanjutan tradisi ilmu dalam Islam, di mana setiap ilmu yang dipelajari tersambung hingga ke sumber-sumber otoritatif. Dalam hal ini, At-Tadrib tidak hanya menjadi buku panduan praktis, tetapi juga menjunjung tinggi tradisi sanad dalam pengajaran ilmu agama. Melalui sanad ini, para santri mendapatkan keyakinan bahwa apa yang mereka pelajari berasal dari sumber yang jelas dan sahih.
Selain itu, metode pengajaran yang disajikan dalam At-Tadrib memungkinkan santri untuk melakukan praktik langsung dalam menebak dan menerapkan i'rob pada teks Arab secara tepat. Kisi-kisi i'rob yang ada dalam kitab ini sangat membantu santri untuk mempraktekkan cara baca sesuai dengan kaidah nahwu dan shorof, sehingga mereka dapat menguasai teks-teks klasik dengan lebih baik. Ini menjadi aspek penting bagi santri yang ingin benar-benar memahami teks-teks keislaman yang disusun dalam bahasa Arab klasik.
Dengan pendekatan yang praktis, sistematis, dan efisien, At-Tadrib telah menjadi salah satu panduan terbaik dalam tradisi pendidikan pesantren, khususnya dalam pembelajaran tata bahasa Arab klasik. Kitab ini tidak hanya melatih santri untuk membaca teks dengan benar, tetapi juga untuk menganalisisnya secara mandiri dengan pemahaman yang mendalam. Ini menjadikan At-Tadrib sebagai referensi penting bagi mereka yang ingin memperdalam studi nahwu dan memahami teks-teks keislaman dalam tradisi pesantren dengan cara yang lebih terstruktur dan menyeluruh.
Dengan adanya penguatan sanad keilmuan, santri juga diajak untuk menghargai tradisi keilmuan Islam yang terjaga lintas generasi, menghubungkan mereka dengan ulama-ulama terdahulu yang telah berjasa dalam menyebarkan dan menjaga ilmu-ilmu syariat.