Dalam proses kegiatan atau pembuatan silase yang sederhana dan efisien memberikan banyak keuntungan. pertama, teknologi ini memanfaatkan limbah pertanian yang sering terbuang, menjadikannya solusi berkelanjutan untuk mengurangi pemborosan kedua, silase memungkinkan penyimpanan pakan dalam waktu lama tanpa kehilangan nilai gizi, sehingga mendukung ketahanan pangan ternak sepanjang musim. Ketiga, keberhasilan peternak Desa Tanjungkenongo membuat silase setelah mendapatkan pelatihan membuktikan bahwa teknologi ini mudah diadopsi dengan pendampingan yang tepat.
Â
Keberhasilan para peternak Dusun Balongkeonongo Desa Tanjungkenongo dalammembuat silase setelah mendapatkan pelatihan menunjukkan bahwa teknologi ini mudah diadopsi. Namun, untuk memperluas implementasi silase di seluruh wilayah, diperlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah, akademisi, dan komunitas peternak. Pemerintah harus memberikan dukungan berupa pelatihan lanjutan, akses peralatan, serta pendanaan untuk mendorong adopsi yang lebih luas. Akademisi, seperti yang dilakukan dalam program KKN ini, dapat terus mengembangkan metode silase yang lebih inovatif dan sesuai dengan kondisi lokal. Sementara itu, komunitas peternak perlu diberdayakan dengan edukasi berkelanjutan mengenai teknologi ini.
Â
 Kesimpulan
Â
Silase bukan hanya solusi jangka pendek untuk mengatasi kekurangan pakan ternak. Ini merupakan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi pakan, menekan biaya operasional, dan sekaligus mendukung keberlanjutan sektor peternakan Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi yang terintegrasi antara pemerintah, akademisi, dan peternak akan menjadi kunci keberhasilan dalam penyebaran teknologi ini. Silase berpotensi menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan peternakan Indonesia yang lebih berkelanjutan dan efisien.