Hasil survey ini sekaligus membukukan pencapaian terburuk Partai Demokrat. Pada Pemilu pertamanya saja di tahun 2004 sebagai partai baru lahir,Demokrat bisa mengumpulkan sebanyak 7.4 % dukungan. Namun dengan berakhirnya pemerintahan SBY selama satu decade maka hal ini juga akan diikuti oleh berakhirnya dominasi partai berlambang mercy ini di perpolitikan Indonesia. Hasil survey memang tidak sepenuhnya benar, karena hanya mengumpulkan beberapa responden diantara ratusan juta warga Indonesia yang akan ikut memilih. Namun hasil survey ini juga tak terlalu mengherankan mengingat banyaknya kasus korupsi petinggi partai biru ini. Mendekati pesta demokrasi tahun ini, politisi Demokrat seakan berlomba membuka aib dengan mencuatnya kasus-kasus korupsi dan bahkan kader partai yang tidak solid memunculkan kekurang harmonisan antar kader dalam internal partai. Kurangnya manajemen kader yang baik bisa jadi menjadi salah satu gagalnya partai ini mendapatkan kepercayaan rakyat kembali. Walaupun tak satu-satunya Partai Politik yang menyumbangkan kader di tahanan KPK,namun Demokrat menjadi partai korup paling popular karena terbongkarnya kasus korupsi Kadernya bertepatan dengan semakin dekatnya Pemilu. Ini tentu menjadi salah satu alasan Konstituen tidak memilih partai ini karena masih hangat diingatan kasus korupsi Kader partai Demokrat.
Dengan hasil survey LSI ini, Demokrat terpaksa keluar dari jajaran partai besar yang akan ditempati oleh Golkar dan PDI P. secara otomatis 4.7 % tidak akan cukup bagi Demokrat mendapatkan jatah Pencalonan Presiden 2014-2019 kecuali dengan berkoalisi dengan partai lain. tetapi melihat elektabilitas yang kian merosot, partai kecil kemungkinan besar akan lebih memilih Gerindra atau Hanura dibandingkan Demokrat. Lagipula tidak ada tokoh demokrat yang lebih menjanjikan dari Prabowo atau Wiranto saat ini.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana nasib para peserta konvensi Capres Demokrat yang saat ini berkompetisi menjadi wakil Demokrat di Pilpres nanti? Jika hasil survey LSI ini terrealisasi, maka para peserta konvensi harus menutup mimpinya menjadi capres 2014. Pencapaian paling besar mungkin hanya menjadi Cawapres dengan berkoalisi. Miris bukan?
Sebagai salah satu strategi Partai Demokrat untuk menarik simpati rakyat dan meningkatkan elektabilitas partai dengan mengusung beberapa tokoh secara terbuka dan mengenalkannya kepada masyarakat Konvensi Capres Demokrat ini juga terbilang gagal. Pasalnya tak satupun kandidat yang berhasil mendapatkan dukungan dan simpati rakyat secara signifikan. Popularitas kandidat-kandidat ini juga sangat kecil dan bahkan tidak cukup membuat masyarakat yakin untuk memilih mereka. Kandidat konvensi ini sepertinya hanya akan menjadi baying-bayang di bawah popularitas Jokowi, Megawaty, Prabowo, Aburizal dan bahkan Wiranto. Mengingat Pemilu legislative yang akan diadakan kurang lebih 2 bulan mendatang, maka akan susah bagi Demokrat untuk kembali mendapatkan dukungan masyarakat. Dengan demikian maka proyek Konvensi Capres Demokrat ini akan berakhir menjadi tragedy buruk melengkapi berita-berita korupsi politisi Demokrat.
Terlepas dari semua keterpurukan ini, Demokrat tentunya harus tetap berjuang dan bisa juga menikmati sisa-sisa kedigjayaannya menjelang pergantian kekuasaan yang kini tinggal menghitung hari. Sepuluh tahun memimpin, semoga saja Demokrat bisa mengakhirinya dengankabar yang lebih baik dari sekedar kasus-kasus korupsi. Sepuluh tahun mendominasi semoga saja Demokrat meninggalkan kesan baik di Kabinet daripada sekedar ‘sikut-menyikut’ antar sesama Kader. Dan sepuluh tahun SBY memimpin, semoga saja menyisakan akhir yang manis untuk menjadi sejarah baru yang bisa dicatatkan dan membuat Indonesia lebih baik lagi.
lihat hasil survey lengkap di sini: