Indonesia memang menjadi salah satu negara paling kaya di belahan dunia. Nusantara yang membentang dari ribuan pulau mulai belahan barat, Sabang hingga ujung Timur, Merauke menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai salah satu negara terluas yang memiliki kekayaan alam tak terhingga serta dihuni oleh penduduk yang kaya akan suku, ras, Agama, dan tentu saja budaya. Sebagai salah satu negara dengan jumlah populasi penduduk terbesar sejagad, Indonesia juga termasuk salah satu negara dengan suku daerah terbanyak di dunia. Beraneka ragam bahasa, tradisi, adat istiadat yang menjadi kearifan lokal bangsa Indonesia menjadi kekayaan tersendiri bagi bangsa kita. Kekayaan artinya harus dipelihara dan dirawat agar tetap menjadi perhiasan istimewa yang menjadi ciri khas bangsa ini di mata dunia. Sehingga menjadi tanggungjawab kita semua sebagai warga negara yang baik untuk tetap menjaga kearifan lokal tersebut, salah satunya dengan menerapkan dan mengenalkan budaya kita kepada saudara yang belum mengetahui atau sekedar membuka wawasan untuk berbagi demi menjaga warisan bangsa. Dan tentu saja tak ada salahnya memahami budaya suku lain. Toh, Kita saudara sebangsa dan setanah air.
Untuk artikel kali ini, saya akan sedikit berbagi secuil bagian budaya suku Batak Toba. Sebagai anak daerah yang tumbuh dan dibesarkan di lingkungan Batak rasanya tidak afdol bila tidak membahas tentang budaya sendiri. Artikel ini tentu saja tidak hanya ditujukan untuk suku yang lain tetapi juga untuk suku Batak Toba yang sekarang ini kebanyakan sudah tidak paham lagi adat sendiri. Tak hanya suku Batak, rasanya banyak diantara kita yang malah lupa dengan bahasa daerah sendiri tatlkala telah merantau lama ke daerah orang lain. Maka bukan jaminan ketika bertemu teman satu suku di negara lain atau kota lain, lantas kita bisa melampiaskan rindu dengan berbahasa daerah. Karena kemungkinan besar mereka tidak paham lagi mengenai bahasa tersebut. Sehingga kita perlu untuk mengingatkannya.
Salah satu cara paling efektif dan mudah untuk memahami budaya terlebih bahasa suatu daerah adalah dengan mendengarkan lagu daerah tersebut. Berbeda dengan lagu-lagu mainstream seperti yang beredar di pasaran, lagu daerah biasanya lebih ‘berisi’ karena selalu menyisipkan pesan-pesan penting yang inspiratif dan dibumbui budaya suku itu sendiri. Disertai alunan musik yang syahdu khas suatu daerah, maka lagu daerah menjadi paket komplit dan menyenangkan untuk belajar suatu budaya.
Demikian juga dengan batak Toba, suku yang ‘bermarkas’ di Sumatera Utara ini juga termasuk salah satu suku yang sangat produktif dalam menghasilkan lagu-lagu daerah disertai penyanyi-penyanyi hebat. Namun tentu saja, di sini saya tidak akan membahas penyanyi batak yang terkenal. Akan tetapi berikut ini saya akan khusus membahas lagu-lagu Batak Toba yang paling inspirasional dan paling memotivasi disertai nilai-nilai budayanya.
1.Poda – Viky Sianipar Feat Edo Kondologit
Lagu ini sengaja saya masukkan di daftar paling atas dan rasanya tak ada Orang Batak yang masih peduli budayanya yang tidak tahu lagu ini. Poda atau dalam bahasa Indonesia artinya Nasehat, merupakan lagu yang sangat popular di lingkungan Batak atau mungkin di daerah lain juga ada yang tahu lagu ini. Hampir di setiap pesta memberangkatkan anak ke perantauan atau acara-acara keberhasilan seseorang lagu ini senantiasa dinyanyikan. Bercerita tentang nasehat Orang tua kepada anaknya agar anaknya senantiasa berbuat baik dan menjaga diri dari segala kejahatan. Selalu sopan kepada orang tua serta harus pandai membawa diri dan jujur.
Kutipan Liriknya:
“Ai Damang Do sijujung Baringin,Di au Amangmon. Jala Ho Silehon Dalan Di angggi Ibotomi, Ipe Ingot maho amang, di akka Podakki, asa taruli ho di luat nadao I” (Kaulah anakku pembawa harapan untukku ayahmu, Kau jugalah yang membuka jalan sukses untuk adek-adekmu, Ingatlah nasehatku ini supaya hidupmu bahagia di perantauan)
Lagu ini sendiri sudah dinyanyikan oleh hampir semua penyanyi batak. Sangat banyak videonya di Youtube. Namun versi viki Sianipar dan edo Kondologit lebih terasa citarasa Bataknya dengan alunan musik tradisional seperti Gendang, serulung batak dan tagading (alat musik Batak semacam gendang).
2.Boru Panggoaran- Viktor Hutabarat
Lagu ini juga menjadi lagu yang sangat popular dan sarat dengan makna serta pesan moral. Dalam Budaya Batak, posisi anak laki-laki itu sangat penting dan menjadi pemimpin dalam adat-istiadat karena dipercaya hanya anak laki-lakilah yang akan membawa kesuksesan suatu keluarga. Sehingga apabila sebuah keluarga tidak memiliki anak laki-laki, maka akandipandang sedikit rendah. Namun seiring perkembangan Jaman, prinsip itupun tergerus hingga lagu ini keluar menepis prinsip tersebut. Lagu Boru Panggoaran (Putri Sulung/Pembawa Nama) bercerita tentang harapan orang tua kepada putrinya agar berusaha untuk meraih sukses walaupun banyak tantangan. Lagu ini sebagai bentuk kepercayaan Orang Tua bahwa seorang perempuanpun bisa diandalkan untuk membawa nama baik keluarga, layaknya laki-laki. Berikut cuplikan liriknya:
“Ho Do Borukku, tappuk ni ate-ateki. Tappuk ni pusu-pusuki. Burju-burju Ma Ho namarsikkola I, asa dapot ho nasinitta ni rohami. (Engkaulah Putriku, belahan hatiku. Rajinlah dan tekunlah belajar agar Cita-citamu tercapai di kemudian hari)
Selain versi Viktor Hutabarat, Lagu ini juga sangat bagus dinyanyikan oleh Charles Simbolon
3.Anakku Naburju-Joy Tobing, Rita Butar-Butar,and Many more..
Orang batak memang identik dengan perantauan. Ada prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat Batak yakni, Tidak akan pulang ke kampung halaman sebelum sukses di perantauan. Ini juga yang membuat lagu-lagu Batak banyak yang berisi pesan untuk anak-anaknya yang akan pergi merantau, mengais rezeki. Demikian juga dengan lagu yang Anakku Naburju (Puteraku yang Baik). Lagu ini bercerita tentang kisah sukses seorang anak setelah tekun dan ulet dalam menggapai cita-citanya. Selain itu, lagu ini juga berisi doa-doa serta harapan orang tuanya agar anak sukses dan selalu harmonis bersama saudaranya.
Kutipan Lirik:
“Dung Hupaborhat Ho, namarsikkola I tuluat nadao I amang, benget do ho amang, benget do ho manaon nahansit i. anggiat ma ture sude hamu pinoppar hi amang, marsiamin-aminan, marsitukkol-tukkolan, songon suhat dirobeani” (Setelah kuberangkatkan sekolah ke kota yang jauh, engkau bijak dan tekun belajar dan tahan hidup dengan ala kadarnya. Semoga kehidupan kalian semakin baik anakku, dan saling tolong-menolong dan mengasihi).
Lagu ini sudah sangat sering dinyanyikan, bahkan tak hanya orang batak. Di Youtube, orang suku lain hingga bule ada yang menyanyikan ulang lagu ini. Bahkan penyanyi nasional juga banyak yang telah menyanyikan lagu ini.
4.Dang Turpukta Hamoraon- Novita Dewi Marpaung
Saat ada keinginan untuk melakukan hal-hal negative dan buruk, maka dengarkanlah lagu ini. Niat jahat itu pasti akan sirna seketika. Lagu Dang Turpukta Hamoraon (Bukan Nasib Kita menjadi Orang Kaya) merupakan suatu renungan untuk siapapun agar selalu tahu diri dalam bersikap dan sebagai pompa untuk selalu berusaha keras menggapai mimpi dan kesuksesan. Lagu ini bercerita tentang seorang Ibu tunggal yang tak mampu lagi bekerja sehingga anaknya harus putus sekolah. Setiap mendengar yang sendu ini, tak jarang saya meneteskan air mata karena liriknya yang sangat dalam.
Kutipan lirik:
“unang be sai marsak ho amang, molo tung gotap sikkola mi, aut naboi marsali au nian, taon tononku do humokkop ho” (Jangan lagi sedih anakku, karena harus putus sekolah, jika saja aku masih bisa bekerja, apapun akan kulakukan untukmu)
Jika paham arti lagu ini, anda akan tersentuh!
5.Anakkon Hi, Do Hamoraon di Au- Charles Simbolon/Viktor Hutabarat
Membahas lagu batak, rasanya tak kan lengkap tanpa lagu yang satu ini. Lagu Anakkon Hi, Do Hamoraon di Au (Anakkulah Harta Paling Berharga) bisa dibilang sudah menjadi prinsip untuk orang batak. Lagu ini berisi pesan bahwa pendidikan anak itu yang paling utama di atas semuanya. Tak perlu beli baju baru, makan enak apalagi beli perhiasan asalkan Anak bisa sekolah setinggi-tingginya. Sangat inspiratif!
Kutipan:
“Hugogo pe mansari, arian nang bodari ndada pola marsak au disi, alai anakkonhi da ikkon do sikkola sikkap sian natolap gogoki. Nang so Tarithon au pe akka dongan ndada pola marsak au di si. Marsedan marberlian, marcincin nang margolang, nadada pola marsak au disi”
(Aku kerja siang malam, tak masalah asalkan anakku bisa sekolah sekuat tenagaku. Walaupun aku tak bisa mengikuti gaya hidup teman-temanku, aku tidak masalah. Beli sedan, Koleksi berlian, Cincin atau Gelang,Tak masalah bagiku)
Lagu ini tampaknya menjadi kunci sukses sebagian besar masyarakat batak yang memang saat ini sangat memperdulikan pendidikan anak-anaknya.
Itulah lima lagu yang paling inspiratif dan selalu menjadi Air segar yang baru ketika mengalami kebuntuan hingga tak jadi patah arang. Semua orang mungkin berbeda-beda persepsinya dalam menggambarkan suatu lagu. Ada yang hanya mendengarkan musiknya, instrument, notasi atau mungkin liriknya saja. Tetapi apapun itu, sebuah lagu selalu mampu memberikan paket lengkap yang mampu menjadi sumber hiburan dan edukasi tersendiri. Dan melalui sebuah lagu, kita kan dengan mudah memahami esensi di dalamnya yang tak terlihat maupun yang terlihat.
Kembali lagi ke budaya, Lagu menjadi bagian budaya yang paling mudah dipahami dan paling kaya akan unsur-unsur kearifan lokal di dalamnya. Lagu batak yang saya tuangkan dalam artikel ini juga bisa menjadi cara mudah memahami dasar-dasar budaya batak Toba yang bisa dijadikan sebagai salah satu referensi budaya selain budaya dari suku yang anda bawa. Sehingga apabila anda berkunjung menikmati indahnya Danau Toba dan eksotiknya Pulau Samosir atau sekedar menikmati legitnya Durian Ucok serta Bika Ambon, anda bisa dengan bangga menunjukkan kemampuan berbahasa batak sehingga mendapatkan discount (hehehe…). Salam Persaudaraan, Ingat Bhineka Tunggal Ika!
Horas…Horas…Horas..