Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Rela Berkorban Untuk Kesejahteraan Ekonomi : Peran Masyarakat Dalam Pemulihan Nasional

19 Desember 2024   18:24 Diperbarui: 19 Desember 2024   18:24 35 0
Dalam upaya membela negara melalui nilai rela berkorban untuk bangsa dan negara, masyarakat di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dan dapat berkontribusi secara aktif dalam berbagai cara untuk menyejahterakan ekonomi. Namun pada saat era pandemi COVID-19, perekonomian Indonesia ikut terdampak dan mengalami keterpurukan di tahun tersebut. Menurut Maria,dkk. (2024) Pertumbuhan ekonomi domestic mengalami penurunan karena pandemi COVID-19. Pemerintah Indonesia menetapkan target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020 berada dalam kisaran 5,3 hingga 5,6 persen. Namun, pencapaian target ini menjadi semakin sulit karena terus meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 di tanah air. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah, yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menyebabkan perekonomian Indonesia semakin terpuruk, terutama karena adanya perubahan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi penularan COVID-19 yang terus berkembang. Dalam konteks ini, masyarakat memiliki peran yang krusial dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dengan memberikan dukungan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan membeli produk lokal dan terlibat dalam kegiatan yang mempromosikan UMKM, masyarakat secara langsung berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. UMKM sendiri menyerap sekitar 97% dari total tenaga kerja di Indonesia dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.  Tingkat jumlah kasus COVID-19 di Indonesia pada tahun 2020 hingga 2021 mengalami peningkatan sejumlah 1.821.703 kasus. Sedangkan total jumlah pasien yang sembuh sebanyak 1.669.119 orang, disertai dengan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 50.578 jiwa. Hal ini tentunya membawa dampak yang sangat serius terhadap perekonomian di Indonesia, termasuk menyebabkan kerusakan pada kesejahteraan masyarakat. Banyak orang dapat mengatakan secara implisit bahwa pandemi ini akan merusak ekonomi. Di tengah ancaman penularan, ketidakpastian yang tinggi, dan banyaknya hal yang belum diketahui secara menyeluruh tentang wabah, pembatasan sosial yang ketat harus dilakukan sejak awal. Kota-kota besar seperti Jakarta, yang biasanya tidak tidur, tiba-tiba menjadi tenang karena orang bekerja dari rumah, belajar online, dan melakukan ibadah dari rumah. Kegiatan pariwisata yang tengah menjadi sangat populer sepertinya akan layu. Pengemudi transportasi online tidak memiliki banyak pelanggan. Toko-toko, pasar, dan mal tutup atau mengurangi jumlah jam kerja mereka. Rumah tangga, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), korporasi, dan sektor keuangan semuanya terpengaruh oleh berbagai pelemahan ekonomi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun