Di Yaman, mereka menyambut bulan suci dengan sebaik-baiknya. Orang-orang Yaman mengecat rumah mereka sebagai bagian dari perayaan, sementara jalan-jalan semakin meriah dengan lampu dan dekorasi Ramadan, menyebarkan kegembiraan di seluruh Yaman yang menjadi lebih bahagia seperti sebelumnya. Namun, para pria juga melepaskan tembakan ke udara, sebuah kebiasaan yang penuh risiko. Selain itu, Yaman memiliki kebiasaan lama yang dianggap sebagai salah satu kebiasaan paling aneh di dunia dalam menyambut bulan suci, yaitu bercelak, namun kali ini bukan untuk wanita.
Pria, remaja, dan anak laki-laki dari segala usia berkumpul di halaman masjid dan berbaris untuk bercelak satu per satu, sebuah tradisi yang dilakukan untuk meniru Nabi Muhammad. Hal yang lucu adalah bahwa kebiasaan ini tidak mudah bagi anak-anak yang mencobanya untuk pertama kali, karena mereka akan berkumpul dan menangis karena pedihnya mata akibat bahan celak alami yang digunakan. Sementara itu, ayah mereka menunggu dengan sabar sampai rasa pedihnya mereda, seakan berkata, "Sabar, anakku, suatu hari nanti kamu akan berdiri di sini seperti yang dilakukan ayahku dulu."
Relatifnya, para gadis di sini lebih beruntung, bukan karena mereka tidak bercelak, tetapi karena mereka sudah terbiasa membayar 'biaya kecantikan' ini secara sukarela sejak usia dini.