Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Memilih (Pemimpin) Berdasarkan Pancasila

4 Juli 2014   05:16 Diperbarui: 4 April 2017   17:46 439 0
Tahun 2014 yang dikenal sebagai tahun politik ini memang begitu terasa panas dan bergairah, tepatnya dimulai sejak bulan April lalu saat rakyat Indonesia dicekoki dengan pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) untuk memilih para wakil yang akan duduk di Senayan dan kantor daerah-daerah selama lima tahun ke depan. Banyak pihak yang bersuka cita menyambut gembira hasil positif yang diterima, namun tak sedikit pula pihak yang menangis, meratapi kekalahannya hingga berujung tragis menjadi Caleg gila.

Berdasarkan data resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) partisipasi masyarakat Indonesia yang menggunakan hak pilihya dalam Pileg 2014 lalu mencapai 75,11 persen dari tota keseluruhan 150 juta jiwa Daftar Pemilih Tetap (DPT). Selain itu, kita juga sudah tau sama atau bahwa partai PDIP merupakan partai pemenang secara de jure dalam Pileg dengan perolehan suara tertinggi (18,95 persen) di susul Golkar (14,54 persen) dan Gerindra (11,86 persen). Namun taukah kita bahwa pemenag sesungguhnya pada Pileg 2014 secara de facto ialah “Partai” Golput dengan jumlah perolehan suara sebesar 24,89 persen. Ternyata semakin banyak rakyat Indonesia yang melek dan sadar untuk tidak turut serta dalam pembodohan masal lima tahunan ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun