Menurut saya, urusan agama adalah urusan yang sangat pribadi, orang bisa bicara sekehendak hati tapi hanya Tuhan Yang Maha Tahu yang tersimpan dihati kita masing-masing. Kasus Jonas ini adalah kasus dimana urusan yang sensitif jadi konsumsi publik, dan kebanyakan masyarakat kita cenderung mudah terpantik ketika membahas hal yang seperti ini. Tak usahlah kita berdebat mengenai pernikahan beda agama dan motivasi seseorang memeluk suatu agama, karena menurut saya hanya akan jadi debat opini yang berpanjangan. Yang ingin saya komentari adalah bagaimana hal pribadi jadi konsumsi publik. Terlepas dari opini masyarakat yang berkembang, saya mencoba melihat sedikit kebelakang, mengapa urusan ini jadi konsumsi publik.
Berdasarkan berita yang saya baca, Asmirandah merahasiakan pernikahannya dengan Jonas, karena masalah perbedaan agama, dia juga sudah membantah isu ini beberapa kali di TV, ini adalah hak Andah atau Jonas untuk merahasiakan pernikahan mereka, betul-betul bukan urusan publik. Lalu tiba-tiba muncul seseorang yang mengakui bahwa Andah sudah menikah, bahkan orang tersebut mengatakan bahwa Jonas sudah masuk Islam sebelum melangsungkan akad nikah dengan Andah, padahal baik Andah maupun Jonas merahasiaan kemuallafan Jonas. Nah inilah pangkal persoalannya, yang menyebabkan Jonas menjadi panik dan membantah keislamannnya, dan seperti yang kita tahu, the rest is a history.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa yang ngaku-ngaku saksi kemualaffan Jonas malah keblinger dan "ngomong" ke media kalau dia sudah muallaf, bukankah si Muallaf sendiri meminta itu untuk dirahasiakan, maka menurut saya orang yang membocorkan ini adalah orang yang tidak amanah, berjanji tapi berkhianat. sementara mengenai mengapa urusan masuk Islam harus dirahasiakan, jawabannya adalah "kenapa tidak?" selama syarat Islamnya sah dan ada saksi, si fulan bisa merahasiakan keislamananya, bukankah kalau kita belajar sejarah Islam, banyak sekali sahabat dan pengikut Rasulullah SAW merahasiakan keislamannya dengan alasan keselamatan atau alasan penolakan keluarga atau kaumnya. Jonas saya yakin menghadapi masalah yang kedua, berurusan dengan keluarganya, hemat saya dia tidak ingin masalah sensitif ini akan menjadi pesoalan dikeluarga besarnya, dan hal ini lumrah dilakukan seorang muallaf sampai keluarganya benar-benar ikhlas dan terbuka menerima keputusannya. Kalau saja si saksi benar-benar amanah dan menahan lidahnya sebelum berkata sesuatu mungkin carut marut urusan agama si Jonas ini tidak akan jadi konsumsi publik, karena menurut saya itu benar-benar urusan pribadi seseorang. Dan alangkah bijaknya kita menahan lidah untuk lebih bijak sebelum mengatakan sesuatu dan berfikir panjang apakah dampaknya ini nanti bagi kita, orang tersebut dan orang lain.
Salam damai