18 Agustus 2019 10:04Diperbarui: 18 Agustus 2019 10:33213
Teruntuk tanah kelahiranku Jiwa jiwa pengisi tlah bersiteru Mengokohkan semarak jiwa nan syahdu Ukiran kisah telah menjadi satu
Berpangku tangan serta mengikrarkan gelora Indonesiaku Sudahkah merdeka negeriku? Mengapa banyak saudaraku menengadah tangan pertanda tak mampu? Mengapa masih tersisa penderitaan pada klise kehidupan saudaraku? Akahkah kau tahu, Bahwa mereka pun ingin selayaknya negeriku
Menikmati canggihnya teknologi masa kini Hingga lupa akan waktu untuk bersosialisasi Sebab kurangnya rasa peduli Mendewakan gengsi Hanya untuk eksistensi diri Diakui Dan memoneterisasi bahwa diri yang paling berarti
Sudahlah wahai jiwa pribumi Sadarkah engkau bahwa pendekar pertiwi tak mudah memperjuangkan kemerdekaan ini?
Luka dan sayatan perih hingga melukai diri Derita setiap hari, Ia rasakan sampai kepelupuk hati Lantas inikah sadarmu Bersikap tak acuh dan lanjutkan gunakan gawaimu Tanpa menyadari seperti apakah Indonesia kelak nanti?
Wahai hati semoga kau menyadari, Selamat berdikari Negeri Pertiwi
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.