Kita mulai dengan kursi rumah Profesor Gunawan Tjahjono. Kursi itu terbuat dari kayu yang di desain khusus oleh Pak Gun, begitu saya biasa memanggil beliau. O iya Pak Gun dosen saya di Universitas Indonesia. Dua kursi single dan satu kursi panjang untuk 2 orang, kalau kurus bisa untuk 3 orang. Ada meja di bagian tengah yang dilapisi oleh kaca.
Kursi itu didesain oleh Pak Gun. Kalau dilihat dari foto, kursi itu terlihat biasa, ada ada sandaran untuk punggung dan tempat untuk pergelangan tangan. Di tengahnya ada celah yang membagi bidang sama besar. Celahnya tidak terlalu besar kira-kira 2 cm. Tetapi kalau kita duduk di kursi itu terasa bahwa bagian dudukannya miring. Tidak datar. Jadi kalau kita duduk di kursi itu langsung meluncur ke belakang, ditahan oleh sandaran punggung. Ini yang tidak bisa dijelaskan oleh foto, harus merasakannya.
Kursi itu sebenarnya terletak di ruang keluarga, karena kursi di ruang tamu Pak Gun terbuat beton. Betul, bangku panjang yang menempel di dinding.
Kembali ke kursi kayu tadi, yang menarik, kalau kita perhatikan lantai. Di bawah satu set kursi tersebut itu dicat warna. Betul lantainya tidak dilapisi keramik atau ubin tapi di flur semen dengan Nat kaca. Paham ya maksudnya bahwa area di bawah satu set kursi tersebut ditandai dengan cat. Bagian di bawah meja juga. Kenapa ditandai dengan cat, karena dalam ruangan tersebut juga ada meja makan dan meja kerja yang juga terbuat dari kayu (warna dan material kayu sama). Cat yang ada di bawahnya menunjukkan posisi ruang-ruang tersebut (ruang keluarga, ruang makan, ruang kerja).
Sekarang kita ke rumah Pak Wondo. Ada beberapa macam kursi di ruang tamu dan ruang keluarga; ada kursi warna kuning, ada sofa yang terbuat dari kulit, ada kursi yang terbuat dari kayu. Desain kursi dan sofanya bermacam-macam tidak hanya satu jenis. Nah... yang ingin saya ceritakan adalah kursi yang desainnya agak mirip dengan desain kursi di rumah Pak Gun; yaitu kursi warna hitam. Kursi paling baru.