Bangsa ini telah cukup mengalami keterpurukan. Untuk dapat bangkit dari tidur panjangnya, kita membutuhkan lebih dari sekadar citra semu, kewibawaan yang dibuat-buat, kontraproduktifnya perkataan dan perbuatan. Namun, pembangunan integritas dan martabat bangsa melalui sumbangsi kaum intelektual yang sejatinya menjadi jawaban dan solusi terhadap persoalan bangsa hari ini.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual diperlukan untuk menjernihkan pikiran dan pandangan masyarakat bahwa bangsa ini perlu dibenahi dan memerlukan teladan kepemimpinan nasional tanpa kedok yang sejatinya hanya berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta menyinergiskan antara perkataan dan perbuatannya.
Sudah terlalu lama bangsa ini merindukan kehormatan sebagai bangsa yang kuat dan berdikari dalam segala bidang. Dan sudah saatnya pula Indonesia menjadi tuan rumah dirumahnya sendiri yang tak bimbang dan ragu yang tak mudah didikte oleh asing. Cita - cita dalam menegakkan kedaulatan dan martabat bangsa diaplikasikan melalui pengamalan integritas dan kompetensi kaum intelektual yang memperjelas posisinya dalam menjadi pengawal dan aktor peradaban bangsa dewasa ini.
Arus tantangan zaman yang menjadi tirani dihadapkan kepada kaum intelektual, yakni mahasiswa. Bagai peringatan bagi kaum intelektual bahwa arus tantangan zaman hari ini meluruhkan khittah perjuangan mahasiswa yang sedianya menjadi jawaban tuntas atas segala persoalan bangsa hari ini. Masyarakat rindu dengan mahasiswa dimana mahasiswa dijadikan jembatan atas kegelisahan dan kepedihan rakyat.
Dalam menyambut mahasiswa baru yang memasuki universitas, jelas mempertontonkan geliat generasi muda untuk menimba ilmu dan semangat untuk merubah bangsa ini dengan sebelumnya melalui pembekalan lajur pendidikan tinggi. Transformasi identitas ‘siswa’ menjadi mahasiswa bukan merupakan isapan jempol belaka, namun ada nilai yang dibebankan kepada mahasiswa sebagai pengawal peradaban bangsa era ini.
Mahasiswa yang seyogyanya merendahkan telinga agar dekat dengan jeritan kegelisahan rakyat tentu menjadi harapan yang perlu diartikulasikan dengan kerja nyata dengan memberikan kebermanfaatan insan akademis bagi masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilekatkan dengan identitas mahasiswa jangan hanya dijadikan sebagai hapalan kontekstual namun diaplikasikan dalam kehidupan intelektual mahasiswa.
Keberhasilan pergerakan mahasiswa yang menghasilkan buah karya reformasi yang kita nikmati hari ini tentu melalui perjalanan panjang yang mengucurkan keringat perjuangan. Namun, perjuangan mahasiswa menuju keberhasilan sedikitnya harus merelakan sedikit kerugian sebelum menuai keberhasilan yang hakiki.
Jalan ditempuh bagi mahasiswa tidaklah mudah, penuh tantangan terjal yang menghadangnya. Menjadi pewaris tunggal bangsa ini yang diamanatkan kepada mahasiswa tentu juga ikut dalam memberikan sumbangsi keilmuan dan kontribusi nyata dalam menyukseskan pembangunan sumber daya manusia yang kita cita - citakan bersama. Mahasiswa tentu harus menjadi pelopor dengan dilandasi kapasitas yang mumpuni agar setiap perjalanannya disertai dengan nilai yang rasional. Nilai yang perlu diamanatkan pula kepada mahasiswa ialah Kritis-Solutif, yang bukan hanya menyampaikan pandangan kritis mendalam terkait dengan persoalan bangsa hari ini namun menghadirkan solusi dan jawaban atas permasalahan yang selalu meledak bagai bom waktu.
Selain itu, mahasiswa pun harus menjaga optimisme bangsa ditengah kondisi yang dirundung apatisme massal yang menjangkit akibat perilaku korup dan tontonan buruk dari penyelenggara negara. Dalam menjewantahkan Tri Dharma Perguruan Tinggi tentu menjadikan mahasiswa sebagai pilar yang turut serta dalam pembangunan nasional yang mau tidak mau didalamnya harus ada jaminan keadilan sosial menjadi domain rakyat indonesia secara keseluruhan. Sehingga platform mahasiswa sebagai pelopor dapat menyajikan konsepsi atas kebulatan sikap membenahi negeri yang dilanda banyak persoalan dan memantapkan masa depan bangsa yang gemilang.
Sehingga, hal ini termanifestasi pada pematangan fungsi dan peran mahasiswa serta kebermanfaatan menjadi kaum intelektual yang berdaya bagi masyarakat dalam memahami khittah mahasiswa sebagai pejuang yang berdiri dalam romantisme bersama rakyat indonesia dan menjadi pengawal peradaban bangsa.
SAFARIANSHAH ZULKARNAEN | PRESIDEN
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta
Kampus Tercinta IISIP Jakarta - Jalan Raya Lenteng Agung, Nomor 32, Jakarta Selatan