Tidak hanya sekali si mantan murid ini mengirimkan SMS serupa, entah sudah yang ke berapa kali SMS seperti ini saya terima. Seperti biasa saya hanya tertawa membacanya, alih-alih menyebarkan, malah saya hapus  SMS tersebut. Saya selalu merasa geli dan heran mendapat SMS seperti ini, ternyata masih banyak yang begitu mempercayai ajakan via SMS seperti itu.
Saya bukan orang yang skeptis terhadap agama, apalagi Tuhan. Saya hanya mempunyai satu pemahaman yang telah tertanam dalam sejak kecil bahwa untuk mencapai kemulyaan baik di dunia maupun akhirat, dibutuhkan kerja keras yang tidak instan, melainkan dengan bekerja dan beribadah secara konsisten serta ikhlas. Sehingga isi SMS tersebut bertentangan dengan prinsip dan logika yang saya anut.
Logika saya mengatakan kalau hanya dengan menyebarkan minimal 20 SMS atau berapapun itu, meski SMS berisi ajakan kebaikan, maka kemudian seseorang akan mendapatkan "rezeki/pahala/harta" bahkan dijanjikan surga  dan kalau mengabaikan mendapat keburukan , alangkah mudahnya hidup ini. Kalau demikian lebih baik saya hanya menyebarkan SMS tersebut dan tidak usah capek-capek beribadah. Buat apa ibadah, toh dengan menyebarkan SMS tersebut hidup saya sudah dijamin Allah SWT...?