Ratusan suku bangsa, berarti ratusan adat istiadat. Wuih!
Saya dari suku A, istri saya suku B. Istriku melahirkan 4 kali masing-masing kembar 3, jadi ada 12 anak. Masing-masing anak kawin dengan orang dari suku yang berbeda.
Saat hari libur besar, mereka - anak dan menantu berkumpul dirumah. Masing-masing membawa makanan khas daerah masih-masing. Seperti hidangan aneka rasa.
Pada saat yang bersamaan, yaitu saat tiba hari besarnya, kecuali anak-anakku, semua anggota keluarga menelpon ibunya dan berbicara dengan "bahasa ibu" masing-masing.
Kaya apa ramainya. Tak ada yang mengerti masing-masing bahasa yang dipakai. Ada yang Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Bali, Timor, Irian, Kalimantan dan embuh apa maneh. Meski tak saling mengerti tapi tak ada yang merasa terganggu. Malah seperti menikmati keindahan keanekaan. Betapa hebatnya keluarga besarku!!
-
Maka...sebagai puncak acara, dengan mengambil gagasan dari acara televisi, yaitu mengucapkan selamat bersama-sama tapi tak pernah bisa benar-benar bersama-sama - maka saya ciptakan UPACARA KHUSUS yang menggambarkan kebinekaan kita yang dahsyat ini, - mereka - anak menantu dan istri, saya pimpin, seperti seorang dirigen: " satu... dua... tiga .... Misuh Bareng!!!"
-
Suaranya ada yang Cuk, ada yang Kleng, ada yang Mai dan embuh apa maneh ....