Tawuran suporter kembali terjadi pada lanjutan Divisi Utama LPIS pertandingan antara PERSIS Solo vs PSS Sleman, yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Rabu (4/9) sore. Ribuan suporter memenuhi Stadion Manahan yang berkapasitas ±25.000 penonton ini. Pasoepati sebagai suporter tuan rumah lebih mendominasi dengan menggunakan atribut kebanggaan berwarna merah, sedangkan Slemania yang merupakan suporter PSS sleman mengenakan atribut berwarna hijau. Kedua suporter ini tidak mau kalah dalam mendukung klub nya masing-masing, yang mengakibatkan tensi pertandingan semakin memanas meskipun pertandingan belum dimulai. Kedua suporter saling berteriak menyanyikan lagu untuk klub nya masing-masing.
Disisi lain pertandingan lanjutan Divisi Utama LPIS antara PERSIS Solo vs PSS Sleman ini sudah dipastikan akan berjalan panas dan seru, karena pertandingan ini bertajuk Derby Mataram yang amat bergengsi bagi kedua kesebelasan. Kedua tim yang masih bertetangga ini saling beradu gengsi saat main di depan pendukungnya. Tidak hanya sebatas kedua pemain kesebelasan saja, rivalitas kedua suporter ini juga terjadi dan tidak mau kalah dalam mendukung timnya masing-masing.
Suasana pertandingan dari menit awal berjalan panas. Kedua kesebelasan menampilkan performa yang terbaik agar dapat meraih kemenangan pada pertandingan ini. Baru babak pertama dimulai PERSIS Solo sudah menekan petahanan PSS Sleman. Banyaknya suporter yang hadir langsung memenuhi Stadion Manahan membuat jiwa pemain menjadi terancam, terutama pemain dari PSS Sleman selaku tamu di pertandingan ini. Terbukti pada menit 9, pemain PSS Sleman Satrio Aji Saputro terkena lemparan batu dari suporter yang mengakibatkan kepalanya bocor dan harus mendapatkan perawatan tim medis. Laga sempat terhenti, tak beberapa lama laga kembali dilanjutkan kembali. PERSIS Solo mendominasi jalannya pertandingan, gempuran demi gempuran terus dilancarkan ke pertahanan PSS Sleman tetapi belum membuahkan hasil. Tidak mau kalah PSS Sleman sesekali juga melancarkan serangan ke pertahanan PERSIS Solo. Selama pertandingan berlangsung pemain PSS Sleman tidak hanya berada dalam tekanan pemain lawan, suporter tuan rumah yang memadati stadion pun menghujani kata-kata teror. babak pertama berakhir dan sekor masih 0 – 0, kedua pemain kesebelasan memasuki ruang ganti. Para pemain PSS Sleman memilih untuk tetap berada di lapangan dan tidak masuk ke ruang ganti untuk menghindari lemparan botol, batu dan gulungan kertas dari suporter tuan rumah. Setelah beberapa saat dan suasana mulai kondusif, para pemain PSS Sleman kemudian memasuki ruang ganti.
Babak kedua segera dimulai, akan tetapi pemain PSS Sleman belum keluar dari kamar ganti. Setelah dikonfirmasi para pemain PSS Sleman mogok main karena alasan keselamatan ataujiwanya terancam. Meskipun telah ada jaminan keamanan dari panitia penyelenggara, para pemain PSS Sleman tetap tidak mau melanjutkan pertandingan. Suasana di lapangan maupun di tribun semakin memanas. Terjadi kericuhan antara para suporter di tribun penonton, baku hantam antara suporter tak terhindarkan. Diketahui penyebab kericuhan tersebut karena adanya suporter PSS Sleman yang menyusup diantara suporter PERSIS Solo. Sedikitnya tujuh orang suporter PSS Sleman mengalami luka berat, tiga diantaranya harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.Sementara itu, karena tidak kunjung keluar dari kamar ganti, dan setelah melakukan perundingan dengan ketua panitia dan pengawas petandingan, wasit memutuskan jika PSS Sleman kalah WO karena tidak mau melanjutkan pertandingan. Tuan rumah PERSIS Solo dinyatakan menang 3 – 0 atas PSS Sleman.
Diluar stadion agar suasana tidak semakin ricuh dan menghindari tawuran yang bekelanjutan, para suporter yang akan pulang kerumahnya masing-masing dikawal oleh pihak kepolisian, terutama suporter dari PSS Sleman Slemania yang akan menuju Yogyakarta.