Dalam situasi seperti itu dalam hati kecilku teriak ,enggak,teriak,enggak. kalau teriak belum tentu juga ada respon dari pengguna lain bisa jadi saya dijadikan bulan-bulanan masa,atau dikeroyok gerombolan copet.
Sejak tinggal di kota saya terbiasa menggunakan jasa kendaraan umum dan baru beberapa tahun ini saya kalau setiap naik kendaraan selalu mengawasi para copet-copet. Mereka sering kali berkelompok jika melakukan aksi baik ada masa maupun tidak, kalau ada sasaran mereka bagi peran seperti contoh di KRL Jakarta Bogor malam Sabtu 17/01/2015 ada ibu-ibu bersama keluarga mereka mau turun di UI dan si gerombolan copet sudah saling bagi peran, ada pengawan dipintu 2 ditengah dekat pintu keluar . satu memberi kode satu diarahkan untuk beraksi namun aksi tersebut gagal karena anak ibu yang masih berusia sekitar 5 tahun tersentuh tangan si pelaku yang mungkin akan meraih resleting tas ibu tadi.
Cerita lain, Pada 15/01/2015 tepatnya dari Terminal Kampung Melayu, mengarah ke Ragunan saya numpang Kopaja 612 dari awal saya tidak curiga bahwa didalam bus tersebut ada si copet sedang mengintai mangsanya, tepat di depan pintu masuk gedung Transtv ada seorang perempuan bilang "pir kiri pir" lantas resleting tas gendong mungil sudah kebuka, lagi lagi saya mau menegur/memberi tau ke dia bahwa resletingnya terbuka eh gagal lagi, ngak lama kemudian ada bapak-bapak tua mepet saya kira mau ikut turun eh ngak tau nya mungkin tangan masuk ke kantong tas perempuan tadi setelah itu balik ke tempat duduk dan tidak lama turun dilampu merah Mampang.
Pesan saya kepada anda semua, hendaknya kalau di jalan atau sedang menggunakan kendaraan umum jangan amer/ lebih waspada dan menjaga barang bawaan anda karena kelengahan anda menjadi celah pelaku kejahatan.
Salam Persaudaraan.