Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Tubuh Ini Meminta Janji Mu

11 Februari 2010   01:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:59 117 0
ketika bangsa lain sudah bicara soal mobil tanpa polusi, lagi lagi bangsa ini masih saja bergulat dengan urusan beras, aking, dan singkong.Di negeri yang katanya subur dan makmur ini,tapi kenapa untuk

membeli beras sebagai kebutuhan pokok saja sangat sulit.

Ada apa dengan bangsa ini???

Saat ini para petinggi negera ramai ramai membicarakan Reshuffle kabinet, Tapi mereka melupakan janji mereka yang katanya untuk menjamin kemakmuran rakyat,kenapa sampai saat ini masih saja soudara saudara kita masih banyak yang makan Nasi aking.

gambaran sulitnya mencari pangan itu nyata dalam kehidupan warga desa pesisir di cirebon indra mayu,jawa barat. di masa sulit seperti sekarang beras paling murah saja mencapai Rp 6000 perkilogram,warga miskin harus terpaksa membeli singkong,ubi,bahkan aking ( sisa nasi yang di kering kan) karna ketidak mampuan untuk membeli beras.

Nasi aking,singkonga ataupun umbi  bukanlah sebuah pilihan,karna ketidak berdayaan inilah harus mereka  terima. dilihat dari jenisnya,umbi,singkong memang sebagai unsur karbonhidrat yg dapat

memenuhi kebutuhan energi manusia. akan tetapi, diukur dari komposisi kandunagan kalori,protein, lemak dan  karbon hidrat masih tergolong rendah.

jika kini anak balita masih makan singkong  tanpa asupan gizi cukup,gambaran suram masa depan negeri ini membentang  seperti jalan tak berujung.

masih punya hati nuranikah para petinggi negara ,memberikan kenaikan gaji para pejabat  ketika rakyatnya sengsara

memberikan fasilitas mewah yang katanya untuk memberikan kemudahan    untuk mensejahtrakan rakyat dapat terlealisasikan tapi kenapa masih banyak rakyat yang tinggal di kolong jempatan.

lagi lagi rakyat lah yang jadi korban janji. demi rakyat, untuk rakyat itulah kata kata yang sering di gunakan para kuruptor berbagai carapun di tempuh tidak lagi mengenal haram,halal ataupun subhan

lagi,mereka anggap itu sumua halal untuk meningkatkan jabatan,memperkaya diri,dudukan terhormat dan lain sebagainya.

mau jadi apakah bangsa ini jika para pemimpinnya seperti itu, jangan salahkan rakya ketika rakyat menagih janji dengan anarkis ataupun tidak mengenal etika lagi....

siapa yang menabur dia lah yang menuai itu lah pepatah yang sesuai dengan keadaan bangsa ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun