Adzan Magrib mengalun sahdu dari tenda peleton yang telah disulap menjadi mushola darurat di jantung Kamp Pengungsian Bulan Sabit Merah Sarajevo. Lembaran-lembaran plastik tebal menghampari permukaan tanah tak rata yang menjadi alas duduk kaum lelaki di dalamnya. Bocah-bocah, pemuda tanggung, dan para kakek itu pun bersahutan menggumamkan doa sebelum merengkuh botol-botol plastik di hadapan mereka lalu mereguk isinya perlahan-lahan. Sekerat roti ekstra keras menjadi santapan berikutnya. Mereka berjuang untuk mengunyah dan menelannya sembari mengusir bayang-bayang nyala perapian di ruangan yang nyaman bersama segenap anggota keluarga mengudap penganan lezat untuk berbuka puasa setiap harinya sampai ke penghujung Ramadhan. Ada nyeri yang menusuk ke jantung saat angin basah beraroma es menerobos masuk ke dalam tenda, menampar buyar semua lamunan. iqamah dilantunkan dan mereka pun bergegas merapikan diri untuk membentuk shaf-shaf.