Berdasarkan data tersebut, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menempati posisi puncak dengan perolehan sekitar kurang lebih 58% suara, disusul oleh pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Tak pelak lagi, data tersebut menjadi bukti kuat bagi kelompok yang mempercayai metodologi ilmiah untuk mengafirmasi bahwa Prabowo-Gibran akan menjadi pemimpin baru di Indonesia, menggantikan Presiden Joko Widodo.
Hal ini terbukti dari ucapan selamat yang dilontarkan oleh berbagai pemimpin dunia terhadap pasangan Prabowo-Gibran terkait kemenangan pasangan tersebut dalam kontestasi Pilpres 2024 di Indonesia. Berdasarkan laporan media massa, Prabowo sudah menerima ucapan selamat (baik melalui telpon atau surat) dari setidaknya 15 pemimpin negara, yaitu di antaranya ada Presiden Uni Arab Emirat (UAE) Mohammed Bin Zayed, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, PM Albania Edi Rama, Presiden Timor Leste Jos Ramos-Horta, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM India Narendra Modi, PM Inggris Rishi Sunak, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping melalui Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang, Presiden Filipina Bongbong Marcos, Presiden Nikaragua Daniel Ortega.
Legitimasi Kemenangan
Kenyataan di atas, yaitu pengakuan dan ucapan selamat dari para pemimpin dunia akan menjadi indikasi bahwa mereka percaya bahwa proses pemilihan telah berlangsung sesuai dengan standar internasional dan bahwa pasangan Prabowo-Gibran memiliki kapasitas dan integritas untuk memimpin negara dengan baik. Dunia internasional melalui ucapan selamat tersebut mengakui bahwa masyarakat Indonesia menginginkan Prabowo dan Gibran menjadi pemimpin mereka selanjutnya.
Salah satu Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Hasanuddin Makassar Ishaq Rahman menyebutkan bahwa ucapan selamat tersebut menjadi salah satu legitimasi terhadap kemenangan Prabowo-Gibran. Kendati KPU masih belum mengumumkan terkait hasil Pemilu 2024, tetapi ragam variabel telah menunjukkan bahwa perolehan suara yang begitu signifikan perbedaannya adalah bukti konkret kemenangan Paslon 02.
Dalam kontestasi Pilpres, setidaknya ada tiga aspek yang membuat salah satu paslon terlegitimasi akan kemenangannya. Pertama ada aspek hukum, aspek sosiologis, dan aspek politik. Dalam konteks sosiologis, terbukti bahwa kemenangan Prabowo-Gibran sudah cukup terlegitimasi. Hal itu bisa kita lihat melalui angka 58% yang notabene merupakan dukungan masyarakat terhadap mereka.
Perihal aspek hukum, maka Prabowo-Gibran hanya tinggal menunggu keputusan KPU yang sudah pasti tidak akan berbeda jauh dengan hasil quick count. Sekarang, tersisa aspek politik. Kita tahu bahwa mungkin masih terdengar beberapa suara-suara tidak terima dari pihak yang kalah. Hal ini juga sebetulnya bukan tantangan yang luar biasa amat, mengingat perbedaan suara yang memang sangat jauh, sehingga sebetulnya kemenangan Prabowo-Gibran sudah nyata adanya.