Tempe merupakan makanan olahan yang terbuat dari kacang kedelai hasil fermentasi menggunakan kapang
Rhizopus oryzae dan
Rhizopus oligosporus. Kapang ini nantinya akan membentuk benang - benang halus berwarna putih yang disebut hifa. Hifa teresebut akan tumbuh di permukaan biji kedelai dan akan menyatu membentuk miselium berwarna putih. Biji kacang kedelai dicampur dengan bahan tambahan berupa ragi tempe dan mengalami proses fermentasi. Jamur yang ada pada tempe dapat memproduksi beberapa enzim, seperti enzim protease yang berfungsi untuk menguraikan protein menjadi peptida yang lebih pendek serta asam amino bebas, selain itu juga memproduksi enzim lipase yang berfungsi menguraikan lemak menjadi asam lemak, serta enzim amylase yang berfungsi menguraikan karbohidrat kompleks menjadi karbohidrat yang sederhana. Oleh karena itu, tempe memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam tempe terkandung berbagai zat gizi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, karbohidrat, lemak, dan mineral. Pada setiap 100 g tempe mengandung 20,8 g protein, 13,5 g karbohidrat, 8,8 g lemak, 0,19 mg vitamin B1, 155 mg kalsium dan sedikit serat (Ellent
et al., 2022). Tempe banyak mengandung asam amino essensial. Namun, tempe mempunyai umur simpan yang relatif rendah dan akan segera membusuk selama penyimpanan. Mikroba yang terus tumbuh dan berkembang pada tempe dapat menyebabkan degradasi protein dan membentuk amoniak, sehingga tempe tersebut akan mengeluarkan aroma busuk. Oleh karena itu, dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan mengubah tempe menjadi tepung tempe untuk memperpanjang umur simpan dan daya guna tempe.Â
KEMBALI KE ARTIKEL