Ya, seandainya saya berada di posisi Nabi Ibrahim, yang di suatu malam dalam keadaan tertidur bermimpi menerima “perintah Tuhan” untuk menyembelih salah satu putra tersayangku, terus terang, nalarku tidak mampu membayangkan apa kira-kira yang akan saya lakukan.
KEMBALI KE ARTIKEL