Saya mengenal beberapa orang yang mewakafkan hidupnya dengan cara mengabdikan diri untuk mengajar di ponpes, menerima kehidupan sederhana, melakoni ritme aktivitas yang monoton, penghasilan ala kadarnya dan tetap terlihat menikmati dan berbahagia. Tapi Abah yang mengabdikan diri untuk melayani penghuni apartemen, agak-agak aneh. Untuk apa dan kenapa?
KEMBALI KE ARTIKEL