Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Laporan Lengkap Pengamatan PPI UK Atas Kunker BURT DPR RI ke Inggris 1-6 Mei 2011

8 Mei 2011   06:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 5632 6
[caption id="attachment_107972" align="aligncenter" width="640" caption="Djamal Azis berbicara berapi-api di antara hadirin, copyright Trigo Neo Starr"][/caption]

PERKENALAN

Perjalanan dari Newcastle – London kali itu memakan waktu lebih dari 6 jam, karena kami tidak memperhitungkan traffic di London. Ketika sampai di 38 Grosvernor Square, suasana sudah ramai dengan detingan piring beradu dengan sendok. Untunglah acara dimulai dengan makan malam terlebih dahulu.Sempat menyicipi beberapa masakan Indonesiayang sudah jarang kami temukan di Inggris, seperti siomay dan daging cabe ijo, hampir membuat kami terlena untuk tetap di ruang makan saja! Ketika jam menunjukkan Pk 20.00 BST, satu jam lewat dari agenda awal Pk 19.00, kami pun dipanggil masuk oleh staf KBRI ke dalam ruang Crutacala, tempat acara akan dilangsungkan.

Di dalam Crutacala, sekitar 6-8 kursi disusun mengelilingi 10 meja bundar. Para anggota DPR terlihat sudah memenuhi 4 meja bundar yang terletak di bagian depan ruangan. Di salah satu meja, tampak bercengkrama dengan para anggota DPR, Dubes Indonesia untuk Inggris, Pak Yuri Thamrin dan calon Dirjen FAO periode 2012-2015 dari Indonesia Prof. Dr. Indroyono Soesilo.

Mahasiswa dari berbagai penjuru Inggris pun tampak menyesaki ruangan di KBRI London lantai dua itu.Beberapa dari mereka yang tidak kebagian tempat duduk berdiri di mulut ruangan, masih dengan tas ransel atau tas laptop. Maklum, pertemuan ini digelar pada tanggal 3 Mei 2011, hari Selasa. Semester kedua tahun mengajar sudah dimulai, dan di sebagian besar universitas, ujian sedang berlangsung. Bagaimanapun juga, semangat untuk bertemu dengan para wakil rakyat tampak tidak surut, dan para mahasiswa terlihat antusias ketika acara dimulai.

“Saya ini sebenarnya dokter, tapi berkecimpung di politik. Tapi sampai sekarang, kemana-mana masih bawa obat, kok,” canda Ketua Delegasi Kunker BURT DPR/RI ke Inggris, Dr (MED) Indrawati Sukadis membuka acara di podium. Setelah memperkenalkan sedikit mengenai dirinya, ia pun memanggil satu-satu anggota delegasi kunjungan. Mereka menyambut panggilan Bu Indra dengan berdiri melambaikan tangan ke mahasiswa, dan tiga diantara mereka mengepalkan jari dan berteriak ‘MERDEKA’! Para anggota delegasi yang malam itu hadir antara lain adalah :

1.Michael Wattimena(Fraksi P. Demokrat, Komisi V)

2.Bambang Sutrisno (Fraksi P. Golkar, Komisi V)

3.Hernanti Hurustiati (Fraksi P.Golkar Komisi IX)

4.Mangara Siahaan (Fraksi PDIP, Komisi V)

5.Surya Chandra (Fraksi PDIP, Komisi IX)

6.Abdul Hakim (Fraksi PKS, Komisi V)

7.Rahman Amin (Fraksi PKS, Komisi VIII)

8.Primus Yustisio (Fraksi PAN, Komisi I)

9.Syaifullah Tamliha (Fraksi PPP, Komisi IV)

10.Moh. Toha (Fraksi PKB, Komisi V)

11.Agus Sulistiyo (Fraksi PKB, Komisi VII), namun dijelaskan bahwa beliau kini sedang sakit.

12.Djamal Azis Komisi (Fraksi P. Hanura, X)

13.Rini Koentari (Sekretaris Delegasi / Kepala Sekretariat BURT)

14.Ariesy Tri Mauleny (Pendamping Delegasi /Peneliti DPR RI)

15.Boy Ervandi (Pendamping Delegasi / Staff Ahli DPR RI)

Totalnya ada 16 orang, termasuk Bu Indra. Tiga belas (13) orang merupakan anggota DPR RI dari fraksi dan komisi yang berbeda-beda, namun semuanya tergabung dalam alat kelengkapan DPR yang bernama BURT (Badan Urusan Rumah Tangga).

“Kami merasa harus ada komunikasi yang baik dengan publik. Kami merasa hal itu kurang,” lanjut Bu Indra ketika menyebut mengenai pembangunan gedung baru. “Namun, BURT sudah punya RENSTRA, padahal DPR/RI saja selama ini belum punya RENSTRA. Setelah ini, kita akan lakukan sosialisasi ke rektor-rektor universitas dan juga KPK. Insyaallah, dengan komunikasi terbuka kita dapat dukungan dari masyarakat”

Acara dilanjutkan dengan presentasi dari Prof. Dr. Indroyono Soesilo yang cukup mengangkat semangat hadirin. Mantan Sesmenko Kesra ini, sedang kampanye keliling dunia untuk menggayungsuara dalam intensi menjadi Dirjen FAO (Food & Agricultre Organization) pertama dari Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa saat ini Indonesia sedang top-topnya di kancah dunia. Indonesia adalah anggota G-20, negara demokrasi terbesar nomor 3 di dunia, pemimpin dalam isu climate change, negara emerging market, jadi apabila salah satu putra bangsa bisa masuk di posisi atas badan PBB, tentunya akan terus mengangkat nama Indonesia.

Beliau menunjukkan slide-slide berisi surat dukungan dari berbagai petinggi negara di dunia. Salah satunya surat dari Pak SBY tanggal 13 Mei yang mengandung arahan, “saya setuju, saya dukung, dan harus berhasil”. “Wah berat juga ini, didukung tapi mesti berhasil,” kilah Prof. Indroyono.

Namun data yang ditunjukkan mengesankan bahwa tidak terlalu berat untuk berhasil. Suara negara-negara Afrika dan Asia sudah dalam genggaman tangan, Insyaallah pasti masuk ke putaran kedua. “Final sepak bola Indonesia mesti kalah, tapi kalau sudah masuk final ini sepertinya menang,” candanya membuat hadirin tergelak.

Mendengarkan kisah bahagia Prof. Indroyono sempat membuang sedikit rasa pesimis dan menumbuhkan kebanggaan akan aparat negara. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, karena ketika sesi tanya jawab dibuka, para mahasiswa langsung mengangkat tangan dengan sigap.

SESI TANYA JAWAB

Pertanyaan pertama ditanyakan oleh Dimas Suwito (Deden), Sekjen PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di London

Bapak Ibu anggota Dewan, mengenai kontroversi pembangunan gedung baru, 1.3 T.Sebenarnya fungsi dari gedung baru ini apa? Kami berpendapat bahwa fasilitas di DPR sekarang sudah lebih dari cukup! Fungsi sebenarnya dari BURT itu apa? Mengapa sampai memasuki ranah teknis seperti pembangunan gedung?

Pertanyaan kedua, disampaikan oleh Tara Hardika, Ketua Umum PPI UK

Ass, Wr. Wb, melengkapi pertanyaan dari Deden, saya hendak membacakan surat pernyataan sikap PPI UK terhadap kunker BURT DPR/RI ke Inggris.Mohon tanggapan segera.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun