Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Apa Pendapat Haryono Semangun Tentang Perploncoan?

14 Oktober 2010   21:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:25 156 0

Halaman 101-102, Buku Kenangan Dasa Windu Haryono Semangun, menjadi salah satu bagian yang menarik perhatianku cukup dalam. Subjudul yang diberikan adalah Anti-Plonco.

Dalam tulisan 2 halaman itu, Haryono Semangun secara terang benderang mengatakan bahwa beliau adalah seorang yang tidak setuju akan perploncoan yang terjadi pada jamannya masuk kuliah awal di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Berikut penggalan-penggalan tulisannya:

“…Pada waktu mahasiswa-baru datang di Mangkubumen, secara mendadak dicegat oleh mahasiswa lama, yang pada waktu itu dikenal sebagai oudejaars, dengan bentakan-bentakan dan diguyur air, Hari itu juga kami diplonco dengan menyembah mahasiswa lama, diguyur air comberan, dsb…”

“…kami tidak tertarik untuk melaksanakan pekerjaan ‘dagelan’ itu, meskipun dengan dalih pendidikan. Kami minta agar ‘sandiwara yang tidak lucu’ itu dihentikan. Dewan Mahasiswa menolak usul mahasiswa baru, dengan dalih bahwa ini merupakan tradisi kemahasiswaan…”

“…Prof. Dr. Sardjito sebagai Rektor pada waktu itu, turun tangan, kami dikumpulkan di Gedung Negara. Mahasiswa baru diminta untuk mengalah, namun para mahasiswa baru tetap tidak mau diplonco…”

Apakah hingga saat ini perploncoan masih terjadi di UGM ya? Semoga tidak, namun jika masih terjadi, sungguh sangat disayangkan, karena saya setuju dengan pendapat Pak Haryono, bahwa itu merupakan pekerjaan “dagelan” yang “tidak lucu” dalam dunia pendidikan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun