Awal tahun 2016 lalu sempat ramai di berbagai media tentang “manusia-robot” yang berasal dari Bali. Beliau dikabarkan merancang sendiri sebuah alat bantu untuk menggerakkan lengan kirinya yang lumpuh akibat stroke enam bulan sebelum mulai ramai diberitakan. Beberapa pemberitaan dan rekaman video yang beredar nampak meyakinkan bahwa alat tersebut benar-benar bekerja. Idenya untuk memperbaiki taraf hidup sangat patut diacungi jempol, namun banyak orang yang mengkritisi hasil temuannya. Berbagai ulasan ilmiah telah bermunculan menanggapi temuan yang menghebohkan itu, ada yang langsung menghakimi dan mencemooh secara negatif, namun ada pula yang membahas secara sangat positif dan penuh baik sangka (Laksono 2016; Nugroho 2016; Soni 2016). Bahkan ada yang mengulas dari sudut pandang disabilitas dan kaitannya dngan kesehatan, pemerintah, kebijakan publik dan dinas sosial (Nugraha 2016). Untuk melengkapi berbagai ulasan yang umumnya muncul dari sudut pandang teknik, melalui tulisan ini kami mencoba mengulas dari sisi multidisiplin teknik biomedika (biomedical engineering) yang kebetulan kami dalami, agar bisa kita kritisi bersama secara objektif dan holistik.
KEMBALI KE ARTIKEL