Sudah empat bulan ini, langit tak juga berkenan memercikan air pada hamparan tanah sawah. Pekarangan dan atap rumah. Pohon terasa gerah, dekil dan kulitnya kusam. Sumur menjadi tak bisa lagi disebut sebagai sumber. Ia hanya lubang berdiameter lebar dan dalam, tapi tak memberi kebutuhan yang cukup bagi pemiliknya. Tali timba rindu sentuhan tangan tuan rumahnya. Lama, teronggok dalam sepi.
KEMBALI KE ARTIKEL