Tragedi jatuhnya Rezim Soeharto pada tahun 1998, didahului oleh berbagai kejadian yang oleh beberapa kalangan masyarakat menjadi pertanda akan berakhirnya kepemimpinan orde baru. Berpulangnya Ibu Tien Soeharto menghadap Yang Kuasa pada 28 April 1996, dimaknai hilangnya satu sayap yang selama ini turut mendukung kepemimpinan Pak Harto selama hampir tiga puluh tahun. Dan, peristiwa berikutnya di tahun 1998 saat Sidang Paripurna MPR tentang pengesahan Pak Harto sebagai Presiden RI untuk ke-7 kali, Ketua MPR pada saat itu Harmoko, mengetuk palu pengesahan dengan sangat keras hingga palu kayu itu terpental jatuh. Maka peristiwa “aneh” itu kemudian dimaknai sebagai makin dekatnya akhir karier politik nasional Pak Harto.