Survei TI yang dilakukan terhadapa para pengusaha dan stake halder dinegara lain menyatakan bahwa pengusaha Indonesia adalah salah penyuap terbesar dimana tempat mereka berbisnis diluar negeri.
Survei TI ini tidak terlalu aneh dan wajar-wajar saja karena memang memberikan upeti kepada raja besar dan raja kecil sudah menjadi kebiasaan di Indonesia walau KPK terus tangkap sana tangkap sini.
Nampak jelas dari hasil survey TI pengusaha negara berkembang dari Rusia, China, Meksiko dan Indonesia diurutkan sebagai negara penyuap terbesar di negara lain, dan itu wajar karena pengusaha dari negara majupun berbuat sama ketika mereka berbisnis dinegara berkembang tapi tidak dinegara mereka sendiri., Jadi benarkah pengusaha AS dan eropa tidak lebih berengsek dibanding pengusaha lokal?.
Negara-negara yang dikenal bersih seperti singapurpun tak lebih baik prilakunya ketika mereka berbisnis diluar negara mereka, bahkan negara kecil ini menjadi sarang koruptor dari Indonesia. Swiss juga sama, adalah sebuah negara yang teraman duit para koruptor, dictator dan pengelap pajak diseluruh dunia untuk menyembunyikan hasil kejahatannya.
Pengusaha AS rasanya lebih parah, tidak hanya suap yang mereka berikan kepada penguasa dinegera berkembang , tapi todongan senjata juga dilakukan ketika penguasa setempat menolak bekerjasama.
Lihat saja Freeport, membayar royalty seenaknya, tapi terus membayar upeti ke Polri, TNI dan pastinya banyak politisi juga yang menikmati dan tak peduli pekerja dan rakyat papua hanya menikmati tetesan dari emas dan tembaga yang dikuras dari perut papua.
Newmont di NTT sama saja, menjadi bancakan antara pengusaha asing dan penguasa lokal dan nasional, bahkan Nampak jelas tapak Ical dan cendana di Freeport pada tahun dan Newmont yang bisa membeli saham tanpa perlu uang cash.
Banyak banget jejak hitam pengusaha maju yang terus menekan penguasa negara berkembang agar perusahaannya bisa eksis, lihat saja blok cepu, pertamina harus mau berbagi setelah pejabat-pejabat dari AS tak henti-hentinya menekan penguasa Indonesia yang memang mudah dibeli dengan Exxon walau sebenarnya pertamina mampu tanpa bantuan asing
Tuduhan suap bagi pengusaha negara-negara berkembang sebuah kewajaran karena itu sebuah fakta, tidak hanya mereka menyogok untuk memuluskan proyek diluar negara mereka, juga itu menjadi kebiasaan pengusaha dinegara mereka sendiri.
Ide pengusaha negara berkembang untuk melakukan suap baik di negaranya maupun dinegara lain, berdasar juga kebiasaan pengusaha dinegara maju yang juga biasa memberikan upeti ketika mereka berbisnis dinegara berkembang walau jubah mereka suci dinegara sendiri.
Prilaku korupsi ini memang harus diberantas walau sangat sulit, tidak hanya bagi negara maju tapi bagi negara berkembang yang selalu menjadi korban "diskriminasi" dari kebijakan negara maju.
Survei TI harus kita apresiasi, tapi jangan sampai ada pesan terselubung dibalik pembentukan opini dari media massa, seakan-akan pengusaha negara berkembang penyebab rusaknya dunia.
Harus diakui krisis AS dan eropa membuat banyak perusahaan besar berguguran di negara maju dan perannya berlahan tapi pasti mulai digantikan oleh pengusaha-pengusaha dari negara berkembang.
Korupsi dan suap adlah ketidak adilan bagi penduduk disetiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang, menghapus budaya suap korporasi tidak hanya ditujukan kepada pengusaha negara berkembang seperti harapan TI, tapi juga pengusaha dan penguasa negara maju yang begitu rakusnya menguras sumberdaya alam negara-negara berkembang.