[caption id="attachment_262039" align="alignnone" width="285" caption="foto:
http://deikNews.com"][/caption] Kritikan di media, demonstari didepan gedung DPR, serta realitas masyarakat yang sedang kesusahan, dari meletusnya gunung sinabung, dan belum turunnya bantuan dana keseluruhan bagi korban gempa tasik dan garut, ternyata tidak membuat DPR sadar. Coba kita lihat anggota DPR "terhormat" yang absensinya mengikuti sidang terus menurun, bahkan ada beberapa anggota DPR sibuk mencari Obyekan diluar, Coba lihat eko anggota DPR dari praksi PAN, terus menjadi pembawa acara di CO promotor si Trans TV, juga guruh soekarno putra yang rajin menitip absensi tapi jarang hadir dalam sidang-sidang di dewan. Eko Patrio, misalnya dengan popularitasnya berhasil mendulang suara untuk duduk menjadi anggota dewan, dan saat ini di komisi IX yang tugasnya membidangi kependudukan, kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi. Kondisi tenaga kerja kita yang babak belur di luar negeri, juga kesejatrean tenaga kerja didalam negeri juga jauh dari layak. Apalagi pegawai Outsourcing, tidak punya masa depan, habis kontrak harus kembali grilya mencari kerjaan baru, atau bila nasib baik kembali kontraknya diperpanjang, jaminan kesehatan belum berjalan optimal, dan sepertinya transmigrasi yang punya tujuan pemindahan penduduk agar lebih sejahtera juga sepertinya tidak jalan. Eh malah eko sibuk suting , mencari tambahan penghasilan, termasuk tantowi yahya, menyedihkan...!!, kapan mereka mikiran rakyatnya ya,,?. Rencana jalan-jalan DPR ke luar negeri dengan kedok studi banding juga menunjukan lemahnya sensitivitas DPR . Komisi III yan saat ini sedang membahas undang-undang hortikultura, dengan alasan fortikultura belanda lebih maju, jadi mereka kesana. Belajarnya betul tapi apa ngak salah kalau hanya butuh bahan undang-undang harus kebelanda, dan norwegia, Kan di internet saja ada, atau tinggal minta kopian ke Kedubes Belanda, pasti di kasih. Bila perlu adakan teleconference dengan parlemen belanda, norwegia atau dengan pihak yang dibutuhkan dinegara tempat tujuan. Pastinya lebih murah dan waktunya lebih hemat. Idealnya, anggota dewan berkunjung dulu ke petani hortiklutura yang tersebar di seluruh Indonesia, baik dilembang Bandung, di sekincau lampung barat dan lainnya, coba deh tannya apa persoalannya dan apa yang mereka harapkan, dan dimana peran pemerintah agar bisa membantu petani berkembang. Kemudian kita punya ahli pertanian baik dari IPB, Deptan, Unpad, UGM dan banyak lagi lainnya, kenapa kita harus selalu silau dengan asing, yang penerapannya belum tentu cocok di negeri ini. Coba kita lihat, Vietnam, saat ini sudah melampui Indonesia sebagai Negara tujuan investasi, padahal Negara ini belum lama usai dari perang berkepenjangan dengan Vietnam selatan yang didukung oleh amerika serikat. Bahkan hasil produksi pertaniaanya baik beras maupun kopi jauh melampui rata-rata produksi rata- rata per ha Indonesia, dan mereka bisa surplus beras. Jangan sampai undang-undang yang mengadosi Negara maju, tapi petani hortikultura masih tradisional, eh yang dapat untung Negara maju lagi, yang akalnya banyak. Mereka sudah berhasil menekan Negara kita untuk terus mengurangi subsidi pertanian, harga pupuk naik terus, sementara Negara eropa dan amerika terus memperbesar subsidi mereka buat petani. Tidak heran produk-produk didalam negeri sudah mulai kalah di pasaran dengan produk impor. Acara lain anggota DPR komisi tiga jalan-jalan ke Ingris dan Kanada, dengan alasan RUU ke imigrasian, Komisi X, jalan-jalan ke tiga Negara sekaligus, Afrika selatan, Korea selatan dan Jepang. Jadi ingat dengan pengurus PSSI yang menjadi penonton setia piala dunia langsung ke AFSEl dengan alasan yang sama studi banding. Komisi X pingin belajar pramuka ditiga Negara tersebut, ah anggota dewan memang luar biasa pintar membuat alasan. Tahun 2010 anggota dewan berkewajiban menyelesaikan 70 RUU untuk di bahas, sayangnya baru empat yang selesai dibahas. Kondisi ini wajar saja, karena anggota dewannya sibuk jalan-jalan dan pulangnya cari objekan, ah itu sudah biasa bukan...?. Yah ini tidak murni salah anggota DPR yang"terhormat", tapi kitalah rakyat Indonesia yang meminta mereka untuk menjadi wakil kita. Selamat menikmati tour wahai para wakil kami,,,,,semoga anda bisa lebih fresh, setelah pulang anda masih punya tugas membela kepentingan anda yang lain yaitu memastikan pembangunan gedung baru DPR berjalan mulus.
KEMBALI KE ARTIKEL