Ibukota tak akan bisa melenggang dengan mantapnya tanpa warteg, duhai. Kota Babel versi baru ini niscaya luka parah sistem-koordinasinya, lantas tak sanggup memerintah sel motorik tubuhnya untuk mengurus diri sendiri. Tak kuasa mengunyah makanan, apalagi untuk cebok atau mandi keramas tengah malam. Ya, Jakarta akan limbung seteler-telernya, Saudara-saudari, jika para pengusaha warteg sungguhan melakukan boikot sebagai bentuk protes terhadap rencana pemungutan pajak daerah 10% ke atas usaha penyedia jasa makanan-minuman milik mereka. Malah, jika boikot tersebut berlangsung dalam rentang panjang, bukan tak mungkin Jakarta bunuh diri saking stresnya. Ibukota lalu dipindahkan ke Wonosari.
KEMBALI KE ARTIKEL