Takjub hanyalah satu dari sekian banyak kata yang dapat diungkapkan untuk mewakili sejuta rasa yang muncul ketika tim Operasi Katarak menginjakkan kaki di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada hari Senin, 17 September 2012 yang lalu. Ketakjuban telah dimulai sejak pesawat mendarat di Bandar Udara Mulia. Personil PMI Kabupaten Puncak Jaya dan puluhan anggota masyarakat telah bersiaga untuk melakukan upacara penyambutan di Bandar Udara Mulia. Bandar udara yang biasanya cukup steril dari pengunjung tampak sangat meriah. Masyarakat berbaris rapi menanti pintu pesawat dibuka dan segera setelah tim Operasi Katarak turun, perwakilan dari masyarakat menghampiri untuk mengalungkan noken, tas tradisional Papua,yang berisi dedaunan serta kalung tradisional yang terbuat dari akar anggrek dan taring babi hutan kepada para personil dari RS Dian Harapan, PMI Pusat, PMI Provinsi Papua serta ICRC Jakarta.
Namun ketakjuban tak juga berhenti sampai di situ. Ketika tiba di bangsal poliklinik RSUD Mulia ratusan masyarakat telah ramai mengantri. Poliklinik yang biasanya sepi, tampak dijubeli pengunjung. Di beberapa tempat tampak segelintir relawan-relawan PMI Kabupaten Puncak Jaya berseliweran mengatur alur kegiatan. Sungguh pemandangan yang memberikan rasa cemas karena terbatasnya personil menimbulkan kekhawatiran akan tidakmampunya melayani sekian banyak pasien; sekaligus senang dan mengharukan serta memberikan semangat karena bahkan masyarakat yang tinggal di distrik-distrik terpencil pun bersedia datang dengan antusias menyambut pelayanan Palang Merah.