Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Sri Sulistiyani: Mendayabudikan Taman Baca dari Desa ke Desa

21 Maret 2013   09:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:27 231 0
PERGULATANNYA di bidang pendidikan bukanlah hal baru baginya. Ia bukan ‘anak kemarin sore’—begitu seringkali diibaratkan dalam peribahasa. Apalagi dalam bergelut dengan pendidikan kritis dan kreatif para siswa, Sri Sulistiyani tak pernah menutup diri. Kurikulum macam apapun dan dari kebijakan menteri siapa pun itu baginya tidaklah lebih istimewa dari ‘pendidikan kritis dan kreatif’ itu.

Selaku guru dan pendidik yang sadar akan hal itu, ia musti senantiasa menciptakan hal baru bagi anak-anak didiknya. Itu harga mati setiap mental yang terjun dalam wilayah pendidikan kritis dan kreatif.

Dra. Sri Sulistiyani tak sekadar seorang guru dan pendidik. Perempuan kelahiran Banyuwangi 28 Maret 1966 itu punya latar belakang yang sangat komplek dan matang sehingga memperkaya mental ‘pembaharu’ di tengah masyarakat manapun. Walau seringkali pembaharu baginya beriringan dengan pemberontakannya.
img class="aligncenter size-full wp-image-125006" src="http://stat.ks.kidsklik.com/ci/image/media/600x600/495x501/2013/03/21/5107361f21d2c0984975c17b56a2849a.jpg" alt="" width="600" />

Sumber: Sri Sulistiyani (foto dokumentasi wydii)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun