Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Snorkeling 3 Pulau (Part 3 [Terakhir] - PTD Tarakan Derawan)

29 Agustus 2011   20:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:22 325 0
Pada perjalanan mengunjungi tiga pulau disekitar Pulau Derawan pihak panitia membagi menjadi dua rombongan yaitu rombongan yang berminat jalan-jalan mengelilingi pulau dan rombongan yang berminat snorkeling. Kenapa dibagi dua ya karena tentunya ada peserta yang tidak berminat snorkeling selain itu juga karena keterbatasan kapasitas kapal dan waktu. Kapal PE (Presidium Express) dipilih untuk rombongan yang berminat jalan-jalan keliling pulau, sementara kapal terbuka non AC diperuntukkan rombongan yang mau snorkeling. Oleh karena saya termasuk salah satu anggota rombongan yang berminat snorkeling maka mau tak mau harus naik kapal non-ac. Loh? Ya karena sebenarnya saya ingin keliling pulau juga... :P . Ohya ada juga peserta yang ingin menyelam (scuba diving), sayangnya kapalnya yang dinaiki adalah kapal PE, padahal saya ingin melihat seperti apa sih menyelam itu secara langsung. Buat yang belum tahu, untuk bisa menyelam peserta diharuskan memiliki sertifikat menyelam yang sah dan berlaku, kalau tidak punya sertifikatnya, nelayan disana tidak akan melayani. Oleh karena saya ikut rombongan snorkeling otomatis saya kurang tahu persis dipulau-pulau tersebut ada apa saja yang menarik untuk dijelajahi jadi... maaf yah buat yang penasaran dengan pulau-pulau tersebut :P . ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Pulau Maratua [caption id="attachment_586" align="aligncenter" width="288" caption="Pulau Maratua"][/caption] Pulau Maratua adalah tempat snorkeling terbaik diantara 4 pulau yang pernah dijelajahi pada PTD ini (Pulau Kakaban, Sangalaki, dan Derawan). Karang-karangnya bermutu tinggi bahkan karangnya nyaris mencapai permukaan laut. Teman ane ada yang sampai terluka di kakinya karena turun dekat-dekat karang yang memang mencapai permukaan. [caption id="attachment_601" align="aligncenter" width="300" caption="Snorkeling di Pulau Maratua"][/caption] Disini ada jurang karang yang sangat bagus sekali pemandangannya, begitu dalam dan indah serta ada ikan-ikan yang ramai dan beranekaragam banyaknya. Malah saya diberi tips oleh teman agar saat snorkeling sebaiknya berdiam diri; jangan banyak bergerak, nanti ikan-ikan dan mahluk-mahluk lain yang tak terbayangkan akan muncul dan keluar dari persembunyiannya, malah ada yang mendekat dan mematuk-matuk kaki, tapi masih aman. Katanya dia bercerita ada yang mirip ular, dia sempat takut juga sehingga bergerak sedikit, ikan-ikan langsung bersembunyi. Sayangnya saya ga melihatnya, karena ane selalu bergerak-gerak sana kemari ingin melihat banyak keindahan terumbu karang karena kagum dengan keindahannya yang luar biasa sambil memuji-muji keindahan ciptaan Allah SWT. [caption id="attachment_592" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan Bawah Laut Maratua"][/caption] Mengenai pulaunya sendiri, menurut yang ane dengar yang menjadi operator wisata disana adalah orang Malaysia. Mendengar hal itu ane jadi khawatir, jangan-jangan nanti kasus Sipadan dan Ligitan akan terulang lagi kali ini di Pulau Maratua. Buat yang belum tahu, dahulu Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan itu termasuk wilayah Indonesia, namun karena penduduk dan yang mengoperasikan wisata disana adalah orang-orang Malaysia, maka oleh Mahkamah Internasional memutuskan pulau-pulau itu milik Malaysia (lihat tautan untuk detailnya). [caption id="attachment_602" align="aligncenter" width="300" caption="Karang Laut Maratua"][/caption] Jadi kasusnya hampir mirip dengan Pulau Maratua ini, namun kata orang Tarakan, masih ada para penduduk asli Indonesia yang tinggal disana, jadi kemungkinan kecil klo diklaim Malaysia. Walaupun dibilang begitu tetep aja ane kuatir, coba ada investor asli Indonesia disana... ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Pulau Kakaban [caption id="attachment_588" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Kakaban"][/caption] Di Pulau Kakaban ini merupakan tempat snorkeling yang kurang bagus karena kondisi karang laut sepertinya kurang sehat, bisa terlihat dari banyaknya spot-spot kosong seperti tidak diisi kecuali karang-karang berwarna putih yang sepertinya sudah mati. Walau demikian disini banyak ikan-ikan kecil berwarna biru yang menyolok. Saya percaya ikan-ikan itu bernama damselfish. [caption id="attachment_596" align="aligncenter" width="300" caption="Neon Damselfish"][/caption] Walau terumbu karangnya buat ane tidak begitu menarik, didalam pulau ini ada yang sangat menarik. Didalamnya ada hewan endemik dan danau Pulau Kakaban yang tidak akan ditemukan dimanapun di dunia selain Palau, Kepulauan Mikronesia di kawasan tenggara Samudra Pasifik. Yaitu ubur-ubur. Bukan sembarang ubur-ubur karena ubur-ubur yang satu ini tidak beracun dan cara dia makan hanya mengandalkan alga coklat. Danaunya sendiri unik karena airnya berasa asin dan didalamnya terdapat banyak sekali jenis-jenis alga laut, yang saya temukan ada alga hijau, merah, coklat. [caption id="attachment_603" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Kakaban"][/caption] Mayoritas alga yang ada di danau tersebut adalah alga coklat, sedangkan alga merah, hijau rata-rata ada didekat permukaan danau dan dekat hutan. Selain alga disini pun ada hutan bakau. Loh sepertinya danaunya merupakan air laut dong? Ternyata setelah ditelusuri sejarahnya bahwa danau tersebut dahulunya merupakan bagian dari lautan. Karena proses alam berupa naiknya daratan Pulau Kakaban dan surutnya air laut akhirnya air laut ditengah pulau itu terperangkap, tidak bisa lagi keluar sejak 19 ribu tahun sebelum masehi. Air lautan itu menjadi air payau dikarenakan kena air hujan. Kemudian hari air lautan terisolir itu menjadi danau seperti sekarang ini. Dengan terisolasi selama ribuan tahun, otomatis segala flora dan fauna ikut menyesuaikan diri sehingga masing-masing jasad menjadi unik daripada saudara-saudaranya di lautan. Salah satunya adalah ubur-ubur dimana sudah dikenal sebagai hewan yang menyengat kini sudah tidak lagi menyengat dikarenakan tidak adanya predatornya sehingga berevolusi demikian. Cara makannya mengandalkan alga yang ditempelkan di tubuh bagian bawah ubur-ubur yang berupa tentakel-tentakel dan berenang terbalik dimana bagian "kepalanya" berenang ke kedalaman laut, hal itu dikarenakan ubur-ubur tersebut hendak memandikan alga dengan sinar matahari, makanya antara alga dengan ubur-ubur tercipta hubungan simbiosis mutualisme (sama-sama untung, win-win solution). Di danau ini setidaknya ada dua jenis ubur-ubur yang saya lihat, ubur-ubur berwarna putih di kepalanya yang berenang normal dan ubur-ubur yang berenang terbalik. Menurut situs dody94, ada setidaknya empat jenis ubur-ubur yaitu selain yang disebutkan sebelumnya, dua ubur-ubur yang berwarna bening. Kemungkinan saya tidak berhasil melihat dua ubur-ubur bening tersebut karena kondisi danau saat itu keruh dan sangat banyak alga-alga kecoklatan dimana-mana. [caption id="attachment_598" align="aligncenter" width="300" caption="Ubur-ubur di Danau Kakaban"][/caption] Karena kondisi yang keruh otomatis saya tidak bisa melihat kondisi bawah laut apakah ada terumbu karang disana saat bersnorkeling. Yang saya lihat adalah padang alga coklat yang bertebaran dimana-mana. Maaf tidak ada fotonya karena kameraku bertipe non-water-resistant huhuhuee T^T . Yang jelas disana benar-benar surganya ubur-ubur, dimana-mana banyak sekali ubur-ubur. Seringkali saat bersnorkeling bertabrakan dengan ubur-ubur saking banyaknya ubur-ubur disana. Saya dah pernah mencoba memegangi ubur-ubur, terasa licin, lembut, dan empuk. Saya pernah lihat pula ubur-ubur yang tentakel-tentakelnya membawa muatan alga coklat yang sangat banyak dan panjang-panjang pula tentakelnya, luar biasa, subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar!! Kemudian teringat tips dari teman untuk berdiam diri, maka saya mencoba berdiam tak beberapa lama kemudian datanglah sekelompok banyaknya ubur-ubur coklat dimana-mana dengan berbagai ukuran, ada yang sekecil jempol, dan adapula besar dan panjang-panjang tentakelnya. Ada yang berenang cepat dan ceria, adapula yang lambat dan anggun. Saya sempat mencicipi air mengikuti pepatah: "sambil menyelam minum air" karena haus untuk mengetes seberapa asinnya air, rasanya asin tetapi tidak seasin air laut, intinya tidak pekatlah asinnya. Sekedar catatan, disini sudah ada fasilitas dermarga di danau untuk bersnorkeling ataupun menyelam, hanya saja tidak ada tangga untuk naik ke dermaga. Istilah saya, sekali tercebur gak bisa kembali, tepatnya susah kembali. Yang ada hanya papan kayu yang agak miring ke arah permukaan air. Disisi kiri dermaga tidak ada pijakan untuk naik karena banyak kayu-kayu yang sudah keropos dimakan usia, sedangkan sisi kanan ada papan yang kena air, jadi disarankan untuk menaiki ke dermaga digunakan sisi kanan, karena dibagian ini satu-satunya papan yang kena air jadi masih mungkin naik tapi perlu tenaga ekstra. Untuk wanita masih mungkin tetapi perlu bantuan orang lain agar bisa naik cuma harus hati-hati karena posisinya miring dan licin. Ane pernah mencoba naik ke dermarga lewat jalur kiri, sungguh susah sekali. Selain licin juga memerlukan otot murni untuk bisa naik. Saya sampai memanjat papan dengan menggunakan jari-jari mencari-cari celah papan untuk dicengkram layaknya memanjat tebing. Teman ane yang perempuan pernah mo mencoba naik ke dermarga kiri minta tolong pada saya untuk membantu, tapi saya alih-alih membantu malah menyarankan agar ambil sisi kanan dermarga karena posisi kayu yang tidak menyentuh air dan saya pikir lebih mudah jika naik dari sisi kanan dermaga. Ohya, dikatakan oleh teman yang tinggal di Tarakan bahwa dahulunya pulau Kakaban ini berpenghuni sekurang-kurangnya dijaga oleh petugas setempat namun pulau tersebut ditinggalkan oleh para penduduk karena mereka takut dengan sesuatu yang ada di Pulau Kakaban, katanya ada semacam raksasa, ular yang sangat besar. Klo saya perhatikan kedalaman pulau tersebut, memang dikelilingi hutan-hutan lebat dan rimbun, mungkin saja untuk ular besar sangat mungkin ada entah klo raksasa. Dan memang didalamnya sepi benar padahal sarana dan fasilitasnya sudah cukup lengkap, ada tangga dan jalan setapak kayu untuk menuju ke danau bahkan ada papan mading, entah kemana orang-orang. Saat mendengar kata-katanya, saya malah membayangkan kalau Pulau Kakaban sebaiknya diberi jeruji disekeliling jalan setapak kayu layaknya film Jurassic Park :D . Jeruji-jerujinya diberi aliran listrik biar klo ada raksasa mau menghalau atau merobek jeruji kena sentrum sehingga para turis aman memasuki pulau Kakaban :P . Ekstrem hehe... :D . ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Pulau Sangalaki [caption id="attachment_589" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Sangalaki"][/caption] Pulau terakhir yang dikunjungi para rombongan Batmus ini sebenarnya memiliki spot yang bagus untuk di-snorkeling-kan sayang karena waktu sudah terlampau siang (sekitar jam 2-3-an), arus laut terasa tidak ramah, gelombang laut pun terasa membesar. Saat saya diam saja sudah terbawa arus cukup jauh dari spot yang diinginkan. Yang susah pas melawan arus menuju ke kapal benar-benar butuh tenaga ekstra untuk mencapai kapal dan gelombangnya sungguh tidak enak sekali sehingga nyaris membuat saya panik. Naik turunnya cukup kencang sampai-sampai bernafas melalui jalur pipa begitu sulit, saat berenang menuju kapal saya sampai berhenti sejenak untuk menarik napas dalam-dalam. Baru kali ini saya ber-snorkeling selama 10 menit T-T . Sampe-sampe ditanya oleh teman-teman di kapal, kok cepat banget udahannya. Saya jelasin ke teman-teman di kapal bahwa situasi laut sudah terasa tidak nyaman dan aman. Gara-gara saya, teman-teman di kapal yang tadinya sudah siap cebur jadi mengurungkan niatnya, maaf yah demi keselamatan... Teman ane ada yang sampe sudah terlalu jauh dari kapal (dengar-dengar ada yang tiup peluit), pas dibawa ke kapal sampe ditarik oleh operator kapal sepertinya kasusnya sama kayak seperti saya, kecapean melawan arus. Dan pihak panitia juga membatalkan operasi snorkeling demi keselamatan, sebagai gantinya berkumpul-kumpul di Pulau Sangalaki. [caption id="attachment_604" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Sangalaki"][/caption] Menurut informasi yang terkumpul bahwa di Pulau  Sangalaki banyak spot yang cocok untuk penyelaman salah satunya adalah ikan pari manta yang muncul berenang dengan berkelompok. Ikan pari manta ini makanannya adalah zooplankton, dikatakan bahwa di pulau ini memang memiliki kandungan zooplankton yang sangat kaya jadi wajar sering terlihat bahwa ikan pari manta sering berkelompok mencari makan di sekitar pulau ini. Namun ane tidak bisa menyelam dan kalaupun mau menyelam harus memiliki sertifikat selam yang berlaku. Ohya hampir kelupaan bahwa di pulau Sangalaki ini dikatakan merupakan salah satu yang terbaik untuk melihat-lihat keindahan terumbu karang dan para penghuninya. Sewaktu ane bersnorkeling ane sempat melihat kima biru yang warnanya ngejreng sekali, sayang hanya sebentar setelah itu ane kembali ke kapal... Di dalam pulau Sangalaki ini ada tempat penetasan telur-telur penyu sisik dan persiapan agar tukik-tukik (anak-anak penyu) menjadi sehat dan siap dilepaskan ke alam bebas. Memang disini menjadi tempat destinasi penyu sisik untuk bertelur. Saat ane berkeliling pulau ane melihat banyak gundukan galian-galian dan disekitarnya terdapat kulit telur penyu yang sudah menetas. Selagi para batmuser sedang bersantai-santai, ada petugas membawa-bawa sebuah bak ke arah kami. Ternyata isinya tukik-tukik yang akan dilepaskan ke alam bebas, ternyata petugasnya memberikan kita kesempatan untuk melepaskan tukik ke alamnya. Maka para batmuser dengan senang ceria melepaskan tukik satu persatu, sampai disemangati untuk menuju ke pantai. Bahkan saat predatornya, elang, datang ada anggota batmus yang mencoba untuk mengusir elang agar tukiknya tidak dimangsa dengan melempari elang dengan benda apa saja yang ada di pantai. Oiya bicara satwa, di sekitar pantai Sangalaki ada hewan kecil-kecil. Cobalah untuk berhenti sejenak dan memandang tepi pantai. Pasti akan terlihat ada yang bergerak-gerak. Ternyata ada hewan kelomang yang masih kecil-kecil lucu. Cara jalannya ceria dan penuh semangat, ya memang seperti itulah kalau masih kecil. [caption id="attachment_605" align="aligncenter" width="225" caption="Bak Tukik"][/caption] [caption id="attachment_606" align="aligncenter" width="300" caption="Tukik merdeka"][/caption] Demikianlah, ane merasa puas sekali dapat bersnorkeling dan berjalan-jalan menyusuri situs sejarah sekaligus berwisata dan mendapat teman-teman baru. Laut biru, langit biru, dan air benar-benar membuat segar pikiran dan jiwa yang telah letih dalam rutinitas dunia kerja sehari-hari :D . Semoga kali lain ane dapat mengunjungi tempat-tempat serupa di belahan Indonesia yang lain... :) . ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Referensi Daftar Pustaka: 1. http://kumpulan-artikel-menarik.blogspot.com/2008/08/danau-prasejarah-berusia-21-ribu-tahun.html 2. http://www.beritaunik.net/wisata/palau-wisata-keajaiban-bawah-air-dunia.html 3. http://www.extremmepoint.com/component/content/article/37-getaways/1000-pulau-kakaban-masih-qperawanq-dan-qajaibq.html 4. http://www.djarum-super.com/adventure/adventure-journal/adventurer-journey/detail/read/pulau-kakaban-kerajaan-ubur-ubur-dunia/ 5. http://lockerz.com/s/118783839 6. http://dody94.wordpress.com/2010/10/19/kakaban-danau-ubur-ubur-yang-unik-dan-langka/ 7. http://en.wikipedia.org/wiki/Damselfish 8. http://id.wikipedia.org/wiki/Sengketa_Sipadan_dan_Ligitan 9. http://my.opera.com/buantalay/blog/pulau-sangalaki 10. http://hiburan.harianberita.com/1829/indahnya-pulau-sangalaki

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun