Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Simpatisan yang Iba terhadap Timnas Inggris

9 Juni 2014   20:56 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:31 70 0
Entah sejak kapan saya mulai simpati sekaligus iba terhadap timnas Inggris. Walaupun di satu sisi, saya juga iba terhadap timnas Indonesia, akan tetapi timnas Inggris lebih bully-able. Hal ini dikarenakan klaim mereka terhadap asal muasal dari sepakbola yang seperti sekarang ini. Terakhir timnas Tiga Singa juara adalah di tahun 1966, dimana ayah saya waktu itu masih berumur 11 tahun. Hingga sekarang, hingga saya memiliki jenggot dan harus saya cukur seminggu sekali, timnas Inggris pun belum kembali menjadi juara, baik itu Piala Dunia ataupun Euro. Sebagai seseorang yang menggandrungi game Football Manager, saya kerap kali lebih memprioritaskan melatih klub Inggris dan menempatkan pemain-pemain Inggris disana seraya berharap performa bagus mereka terealisasikan di dunia nyata bagaimanapun caranya. Nyatanya timnas Inggris lagi-lagi mencapai hasil demi hasil yang mengecewakan. Mungkin terkesan absurd, tetapi serifaknya saya mengharapkan balasan dari timnas Inggris dengan menampilkan performa yang diatas standar. Mengharapkan Inggris untuk bermain atraktif dan meraih kemenangan layaknya menunggu kapan Barcelona membeli dan mengontrak seorang bek tangguh sepeninggal Carles Puyol. Kedua-duanya adalah mimpi yang hampir tak akan tercapai.

Menyambut Piala Dunia yang kurang dari seminggu lagi,saya dibuat sumringah dengan daftar pemain timnas Inggris yang dibuat Roy Hodgson. Saya sangat senang melihat pemain-pemain tim medioker kebanggaan saya, yakni Everton dan Southampton (saya sempat mengidolakan Spurs sejak zaman Berbatov, akan tetapi karena gaya belanja pemain mereka yang seperti OKB membuat saya muak) banyak dipanggil. Nama-nama seperti Leighton Baines,Luke Shaw,Rickie Lambert, Adam Lallana dan John Stones sempat masuk list. Sayanganya pemain seperti Jay Rodriguez cedera dan tidak dapat berpartisipasi sehingga Welbeck yang dipanggil (Welbeck!? What the hell?). Tidak lupa juga, sebagai seorang Fans Celtic secara de facto, saya senang sekali melihat Fraser Forster dipanggil. Rekor tidak kebobolan yang ia pecahkan sangat luar biasa. Sejak Glasgow Celtic berdiri pada 1888, tidak ada kiper The Bhoys yang bisa memperoleh 12 Clean Sheet berturut-turut. Walaupun kompetisi yang diikuti Celtic tidaklah ketat,bahkan cenderung monopoli gelar, rekor yang 150 tahun lebih terpecahkan itu tetap luar biasa untuk saya. Harapan saya agar pemain-pemain dari klub menengah ini memberi warna tersendiri bagi timnas Inggris cukup tinggi. Bagaimanapun, bagi para penggemar sepakbola, selamat menyaksikan event 4 tahunan ini di Brasil!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun