Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Masih Pantaskah Guru untuk “Digugu lan Ditiru”?

21 Mei 2014   09:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 78 2

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa adalah julukan bagi Guru di Indonesia. Guru adalah orang yang berjasa dalam memberikan ilmu kepada muridnya. Tidak hanya sekedar memindah tulisan dari buku ke papan tulis, namun juga diharapkan dapat mengubah karakter dan moral generasi penerus bangsa ke arah yang lebih baik. Generasi yang membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter dan bermoral serta menjadi bangsa yang cerdas. Melalui bidang akademik, Guru adalah sosok yang sangat berperan membawa kemana arah pendidikan Indonesia. Keprofesionalan Guru dalam mengajar juga menjadi kualitas tersendiri dalam mencetak generasi muda bangsa kita. Kepribadian Guru akan menjadi pandangan bagi muridnya dan akan menjadi contoh karena Guru juga dapat dijadikan idola bagi muridnya. Namun, akhir-akhir ini Guru mendapat pandangan negatif dari masyarakat akibat permasalahan yang menyangkut Guru, bahkan tidak jarang juga pelakunya adalah Guru itu sendiri. Jika begitu, bagaimana ungkapan pepatah “Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari”. Kata-kata itu menggambarkan perilaku murid yang akan lebih dari perilaku gurunya, jika Guru berperilaku baik, muridpun akan berperilaku baik, begitupun sebaliknya. Selain itu, orang jawa yang mengatakan “Guru itu digugu lan ditiru” yang berarti bahwa Guru itu adalah sosok yang patut didengarkan perkatanya dan ditiru perilakunya. Dengan maraknya kasus yang menimpa Guru akhir-akhir ini, masih pantaskah pepatah itu digunakan?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun