Tempo hari belakangan, persisnya sekitar tiga bulan ini, di berbagai media sosial ramai beredar suatu idiom unik. Idiom atau frase yang terdiri dari tiga kata itu adalah “Aku Ra Popo”. Sebagai pemuda asli tulen berdarah ras Jawa dan juga hidup di masyarakat berbudaya Jawa, saya tentu sama sekali tidak asing dengan bunyi itu. Tapi menurut saya, ketenaran “Aku Ra Popo” adalah hal yang kurang lazim sekaligus membanggakan, karena ia bukanlah ungkapan istilah kekinian dan berasal dari bahasa yang mulai dianggap memalukan untuk dibawakan, bahkan oleh “pemiliknya” sendiri.