Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Jika Hidup Dibatasi oleh Kata-kata, Apa yang Akan Kita Ucapkan? (Resensi Film "A Thousand Words")

13 Oktober 2013   15:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:35 1653 1
[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="A Thousand Words (sumber foto : conantcrier.com)"][/caption] Meski ber-genre drama-komedi, buat saya pribadi "A Thousand Words" menyisipkan banyak pelajaran yang bisa diambil (dan diterapkan) dalam kehidupan sehari-hari. Film yang di situs imdb.com mendapat nilai 5.6 ini berkisah tentang seorang agen penerbit bernama Jack McCall (Eddie Murphy) yang biasanya "banyak omong" (baca : membual).  Namun segalanya berubah tatkala Jack bertemu Dr. Sinja (Cliff Curtis) seorang guru spiritual yang tidak banyak omong.  Dan pada saat yang sama di halaman rumah Jack tumbuh sebatang pohon Bodhi(?) dengan 1.000 helai daun yang akan gugur setiap kali Jack mengucapkan sepatah kata - bahkan meski hanya lewat tulisan.  Runyamnya, ketika daun terakhir di pohon itu gugur, Jack pun divonis akan mati.  Jack pun harus irit bicara, hanya bisa berkomunikasi menggunakan gambar dan bahasa tubuh.  Sesuatu yang jelas tidak mudah, karena banyak orang - termasuk isterinya - tidak memahami apa yang Jack maksudkan. Berdurasi 91 menit, "A Thousand Words" diproduksi oleh DreamWorks, disutradai oleh Brian Robbins, dan dirilis tahun 2012 dengan distributor Paramount Pictures.  Dan karena genre-nya yang tidak murni komedi membuat humor di film ini kurang cukup untuk memancing tawa penonton (setidaknya buat saya sendiri).  Ya, film ini memang "agak garing", sesuatu yang membuat banyak penggemar Eddie Murphy kecewa.  "A Thousand Words" justru lebih kuat di unsur dramanya terutama menjelang akhir film. Dan sekadar catatan saja, film ini juga sedikit menyisipkan unsur seks (lewat kata-kata tentunya) yang meski pada akhirnya jadi humor tapi tetap saja riskan untuk penonton cilik. Pelajaran yang bisa dipetik dari "A Thousand Words" adalah :

"Seandainya saja hidup kita di-limit oleh banyaknya kata-kata yang terucap dan semua orang tahu limitnya, pastinya hanya kata-kata yang "baik" yang akan kita ucapkan, hanya kata-kata positif yang akan kita ucapkan, dan tidak ada lagi pembual yang gemar mengobral janji-janji kosong karena setiap kata yang diucapkan mengurangi jatah usia yang mengucapkannya."
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun