Lelaki itu berdiri memandangi rumah lamanya, menerka-nerka pada lintang dan bujur mana dari kota ini yang masih menyimpan dirinya. Entah di jalan mana, pada tikungan ke berapa atau mungkin di ujung gang buntu sana ia menemukan bahwa sedasawarsa silam, dirinya dulu pernah merasakan detak nadi kota ini, menghirup udaranya, dan di mana dadanya pernah tegak menantang badai yang ke semua itu membawanya menjadi seperti hari ini.
KEMBALI KE ARTIKEL