Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

"I LOVE FOOTBALL"

9 Juli 2010   16:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58 96 1
Aku suka sepakbola jauh sebelum tahu ternyata olahraga ini adalah permainan yang luar biasa populernya di seluruh dunia. Dia, si kulit bundar yang dimainkan dengan cara ditendang, disundul atau diapakan saja dengan menggunakan anggota tubuh mana saja, asalkan tidak menggunakan tangan. Semua mengidolakannya. Di mana saja,dari garis lintang dan bujur manapun di bumi yang berpenghuni manusia, ia tampak dimainkan. Mulai dari penduduk di negara developed, developing, atau underdeveloped, meski betapa riskannya pola pengklasifikasian jenis ini karena pasti tolak-ukurnya hanyalah kemakmuran ekonomi. Ah, enggak usah dipikirkanlah, kita lagi ngomongin sepakbola kok! Aku suka sepakbola karena ia mengakomodasi banyak hal. Bagiku, sepakbola adalah olahraga yang akomodatif. Ia mengakomodasi situasi dan kebutuhan kita yang beragam. Ia mengakomodasi keterbatasan. Jika berada di pinggir pantai, sepakbola pantai bisa dimainkan. Di dalam ruangan, ada sepakbola indoor. Jika ada yang gemar berakrobat dengan bola, sepakbola freestyle tersedia untuk mengakomodasinya. Kali lain, bila lapangan yang layak tidak ada, jalan dan taman kecil bahkan sawah yang habis panen pun bisa diberdayakan sebagai lapangan. Tak ada rotan, akar pun jadilah! Ia bisa mengakomodasi siapa saja nyaris tanpa pilih kasih, gender manapun, dan tak peduli apakah kamu kaya atau miskin. Bahkan yang cacat sekalipun terakomodasi lewat sepakbola paralimbik. Ada piala dunianya juga loh! Aku suka sepakbola, jauh sebelum tahu PSSI-nya kita adalah bagian dari AFC, dan AFC adalah bagian dari FIFA, yang sejak berada dalam genggaman tangan besi Joae Havalange, sang taipan kaya dari Brazil, dan Sepp Blatter suksesornya yang bertangan dingin dan tegas, sukses merestrukturisasi dan menjadikan sepakbola, terutama lewat Piala Dunia, sebagai sebuah permainan besar. Industri raksasa yang melibatkan banyak modal, didukung oleh sangat banyak pihak yang berarti menafkahi banyak orang, bahkan turut menjadi ladang ‘berkah' bagi para penjudi, para kriminal kelas teri maupun ‘korporasi' kelas kakap untuk menarik keuntungan sebesar-besarnya dengan jalan sogokan, pengaturan skor atau apalah namanya. Aku suka sepakbola, biarpun orang katakan, "Betapa bodohnya 22 orang di lapangan berburu dan saling bertarung untuk memperebutkan sebuah bangun ruang berupa bola yang adalah benda mati!" Karena sejatinya, sepakbola butuh intelegensia yang tinggi. Butuh ramuan antara refleks dan kejelian otak membaca situasi permainan dalam waktu sangat singkat. Bukan hanya butuh otot atau tenaga yang prima saja tetapi juga otak yang cerdas. Jadi tentunya mereka bukan orang bodoh, mau bukti? Albert Camus pernah memainkan olahraga ini. Posisinya sebagai kiper sebelum TBC terpaksa menghentikan karirnya yang cukup menjanjikan pada umur 17 tahun. Juga dimainkan secara profesional oleh pemegang dua gelar doktor dalam bidang kedokteran dan filsafat dari Brazil yaitu Socrates. Juga digemari oleh Vladimir Nabokov sang novelis Rusia, Orham Pamuk sang sastrawan pascamodernis dari Turki, dan Naguib Mahfouz sang pemenang Hadiah Nobel Sastra dari Mesir.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun