sebongkah batu
kau tiupkan warnamu
kau jalankan hari-harimu
kau mainkan peran
kau namai demokrasi
ya
ya
demokrasi
peristiwa berdarah itu
selangkah demi selangkah hilang
bersama sosok-sosok hebat anak bangsa
yang kau karungkan
widji thukul,,
ya
ingatkah kau akannya?
ingatkah kataku?
dialah permata di tengah busuknya sampah-sampah bernyawa
hingga kini masih menggeraki nadiku
menjalar hebat menuju sudut-sudut organku
hingga saat aku menuliskan semua ini
hari ini
jam ini
detik ini
untuknya