Di bawah atap bumi yang biru kelabu, kami duduk lesehan di atas terpal biru hasil pinjam ke tetangga sebelah, mendengarkan bapak tua yang mengaku sebagai tokoh sejarah. Dia bilang, masa mudanya habis di dalam tahanan. Kurang lebih selama empat belas tahun, ia dilarang pulang ke rumah. Diajak jalan-jalan dari lapas yang satu ke lapas yang lain, sampai akhirnya lapas itulah yang menjadi rumah sekaligus sekolah untuk bapak tua tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL