Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Aku Kursi di Tepi Jalan

28 Maret 2023   06:50 Diperbarui: 28 Maret 2023   07:18 225 16
Ada saat sepi untuk tidak terus letih
Ketika harus menahan tubuh-tubuh dengan wajah genbira maupun bersedih
Beban yang ditangung juga tidak sama
Mereka memang berbeda


Saat sepi merenung kembali yang dirasakan sepanjang hari
Ketika pagi mereka berlari memeras keringan sendiri
Terasa basah peluh dengan napas terengah hingga stabil kembali
Telah meninggalkan keringat dengan bau menyengat tanpa permisi


Kembali sepi ketika siang tanpa beban saat mereka tidak berani menantang
Aku lebih ringan karena mereka tidak ingin terpanggang
Langit terbuka di bawa matahari menyengat
Aku merasa lebih kuat


Ketika senja mereka membawa keluarga 
Aku harus lebih bertenaga untuk menahan beban besar
Berharap lebih lekas datang magrib sehingga mereka menuju masjid hanya beberapa langkah saja
Aku harus menahan sabar


Malam datang bersama dingin yang menguasai ruang
Mereka datang berpasang-pasang
Menebar kata merayu hingga tanpa kata hanya memegang
Aku tak ikut terangsang


Penguasa telah menempati aku di sini
Mudah dijangkau mereka lalu-lalang berjalan
Aku tetap akan menjadi kursi sepi
Ketika mereka tidak singgah hanya melintas jalan


Sungailiat, 28 Maret 2023







KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun