Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Berpantun Embun

15 April 2020   06:30 Diperbarui: 15 April 2020   06:41 270 37
Lelaki datang dengan secangkir kopi
ketika masih banyak embun belum ada matahari
kali ini berpantun tapi tidak berpuisi
bersama kokok ayam telah mengawali

Pantun pertama
syair berirama


Embun menimbun hijaunya daun
daun dipetik dibikin lalapan
Masih pagi sudah melamun
berhentilah melamun tatap masa depan


Lelaki telah mengalun pantun
syair pertama yang dinyawai embun
bukan lelaki Melayu bila tidak bisa berpantun
telah diwarisi warisan leluhur
kembali kata dipilih bait diatur

Pantun kedua
syair bertanya


Kakek berjalan di tengah embun
Tulangnya ngilu karena kedinginan
Mengapa masih ada yang pura-pura pikun
melupakan saudara kita yang butuh bantuan


Lelaki telah berpatun embun, hingga kopi kedinginan lupa diseruput
ketika matahari mulai naik telah mengeringkan embun di rumput
ia mulai gelisah tidak ada lelaki yang mewarisi pantun disaat kulit wajahnya mulai keriput


Sungailiat, 15 April 2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun